Liputan6.com, Jakarta - Protein merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh. Protein berperan penting dalam membangun dan memperbaiki otot, organ, dan tulang. Sebagian orang memilih melakukan diet tinggi protein yang diyakini bisa membantu mengurangi lemak, menurunkan berat badan, dan meningkatkan rasa kenyang.
Asupan protein dapat kita dapatkan dengan mengkonsumsi daging, ikan, telur, susu, biji dan kacang-kacangan, ekstrak jamur dan masih banyak lagi. Namun kalau berlebihan mengonsumsi protein justru dapat berdampak buruk bagi tubuh. Hal ini dikarenakan tubuh memerlukan protein yang seimbang, sehingga jika dikonsumsi secara berlebihan kita rentan terserang berbagai penyakit.
Untuk kesehatan yang baik, kita tidak perlu melakukan diet rendah karbohidrat atau tinggi protein. Dilansir dari laman The Healt Site, 15 Desember 2020, setidaknya ada enam efek samping kalau kita berlebihan mengonsumsi protein untuk menurunkan berat badan.
Advertisement
Baca Juga
1. Berat badan meningkat
Meski konsumsi tinggi protein dikaitkan dengan penurunan berat badan, mengonsumsinya secara berlebihan justru akan berdampak sebaliknya.
Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sementara kelebihan asam amino diekskresikan. Ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu terutama jika protein yang dikonsumsi mengandung kalori.
2. Kehilangan kalsium
Diet tinggi protein dan daging dapat menyebabkan kehilangan kalsium. Efek ini dapat dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk. Kalsium merupakan mineral yang berperan penting untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi serta mendukung kinerja sistem saraf dan menghambat berbagai macam penyakit.
Namun ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kalsium dalam tubuh menghilang, salah satunya adalah kelebihan protein. Asam yang dilepaskan setiap kali mengkonsumsi protein akan sulit dicerna oleh kalsium. Akibatnya, kalsium akan terkikis secara perlahan sehingga memicu kerusakan tulang dan membahayakan kesehatan tubuh.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3. Bau mulut
Kalau tak ingin bermasalah dengan bau mulut, sebaiknya jangan mengonsumsi protein secara berlebihan. Alasannya, mengonsumsi makanan berprotein tinggi dan rendah karbohidrat bisa memunculkan senyawa yang tidak sedap di dalam mulut.
Ketika tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi dan bukannya karbohidrat, hasil metabolismenya dapat menyebabkan ketosis. Kondisi ini dapat menghasilkan bahan kimia berbau busuk. Untuk mengatasinya, Anda sebaiknya memperbanyak konsumsi air putih, menyikat gigi lebih sering atau mengunyah permen karet.
4. Meningkatkan risiko kanker dan jantung
Penelitian telah menunjukkan kalaua diet tinggi protein berbasis daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker.
Makan lebih banyak daging merah atau olahan dikaitkan dengan dengan kanker kolorektal, payudara, dan prostat. Sebaliknya, kita mengonsumsi protein dari sumber lain seperti kedelai dan kacang-kacangan yang telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker.
Daging merah dan olahan seperti susu berelemak yang .mengandung asupan lemak jenuh dan kolesterol tinggi juga merupakan penyebab penyakit jantung.
Advertisement
5. Memicu diare
Dampak buruk kelebihan protein berikutnya lainnya adalah bisa memicu diare. Makanan yang mengandung sumber protein, seperti susu dan daging kalau dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan diare.
Untuk menghindarnya, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang berserat dan minum air putih. Selain itu, dalam mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, sebaiknya dilakukan sesuai takaran dan teratur.
6. Menimbulkan jerawat
Dampak buruk kelebihan protein berikutnya adalah bisa memicu munculnya jerawat. Penyebabnya, makanan yang berprotein tinggi terdapat zat asam amino yang dapat menimbulkan sel-sel kulit tumbuh dan membentuk jerawat. Selain itu, asam amino yang meningkat juga dapat membuat jerawat tumbuh secara cepat dan berkembang biak.
5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar
Advertisement