Liputan6.com, Jakarta - Sulit rasanya untuk melepaskan eratnya libur akhir tahun dengan rencana bepergian para pelancong ke berbagai destinasi wisata. Namun kesan itu seketika berubah karena pandemi Covid-19 melanda dunia yang menciptakan ragam perubahan hingga membuat orang banyak harus di rumah saja.
Meski saat ini telah memasuki masa tatanan kehidupan baru, nyatanya tak sedikit masyarakat yang memilih untuk di rumah ketika melewati libur akhir tahun. Hal tersebut juga dipengaruhi beragam faktor pemicu.
Di Indonesia sendiri, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan terkait menyambut libur Natal dan Tahun Baru, seperti pemberlakuan wajib Rapid Test Antigen hingga Swab Test untuk para pelaku perjalanan ke beberapa wilayah. Langkah ini diambil guna menekan transmisi corona Covid-19.
Advertisement
Baca Juga
Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (UNUD) Nyoman Sukma Arida, menyampaikan, ketentuan yang diberlakukan tak menjadi faktor utama masyarakat enggan berwisata.
Hal itu hanya memperkuat keinginan mereka untuk tetap di rumah saja. Ada pemicu lainnya yang jadi fokus para pelancong.
"Karena faktor penghambat sudah sangat banyak sebelumnya, Covid-19, kemudian saya kira krisis juga. Orang secara keuangan kan sudah mikir juga mengeluarkan dana untuk jalan-jalan," kata Nyoman saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 23 Desember 2020.
Nyoman melanjutkan, di masa krisis ini orang memikirkan liburan setelah kebutuhan pokok kehidupan telah terpenuhi. Di sisi lain, ia melihat staycation menjadi alternatif sebagai strategi dalam berwisata.
"Tidak bisa naik pesawat, bisa bawa mobil pribadi, termasuk bisa rekreasi. Tujuannya dapat, tapi tidak jauh-jauh dengan dana yang terjangkau," jelasnya.
Namun tidak semua orang memilih berlibur di luar rumah. Ada pula pribadi yang masih dibalut ketakutan untuk bepergian di tengah pandemi Covid-19.
"Ada orang yang panik, tidak berani keluar. Dampaknya justru akan menurunkan imun karena persoalan juga persoalan tingkat stres. Kalau di rumah terus tambah down mental dan imun turun. Jadi bagaimana kita mengontrol diri, jika keluar tetap perhatikan protokol dengan memakai masker dan jaga jarak," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menjaga Mental di Masa Pandemi Covid-19
Liburan menjadi momen yang banyak dinanti orang setelah menjalani penatnya rutinitas. Namun di kala pandemi Covid-19, Psikolog Klinis Kasandra Putranto, menyebut masyarakat menjadi terbelah antara ada yang siap dan tidak siap untuk berwisata. Namun, seberapa besar kebutuhan orang berwisata di masa pandemi?
"Setelah bekerja dan belajar selama beberapa waktu, otak dan tubuh manusia membutuhkan istirahat yang biasanya bisa disalurkan lewat liburan, terutama pada bidang pekerjaan yang mengandung tekanan tinggi," kata Kasandra dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Rabu, 23 Desember 2020.
Dikatakan Kasandra, situasi pandemi bahkan memberikan tekanan tambahan yang membuat kebutuhan individu untuk liburan menjadi semakin tinggi. Besarnya keinginan orang liburan di masa pandemi karena tidak mampu menahan diri atau meyakini situasi secara berbeda.
Namun selain berlibur, ada cara yang dapat ditempuh untuk menjaga mental di masa krisis ini. "Menjaga pikiran dan perilaku. Walaupun di rumah liburan bisa di rumah bisa disesuaikan," lanjutnya.
Meski harus di rumah saja, ada beberapa alternatif kegiatan yang bisa dijalankan. "Ada banyak (kegiatan), mulai memasak, merajut, olahraga, seni, dan lainnya," ungkap Kasandra.
Advertisement
Di Rumah Aja
Tak sedikit orang yang memilih untuk menghabiskan libur akhir tahun di rumah saja. Salah satunya adalah perempuan yang berprofesi sebagai pegawai swasta, Rizky Mulyani.
"Enggak hanya tahun ini, tahun baru lebih banyak di rumah. Sebelumnya tahu suasana (tahun baru) macet jalanan, wisata pasti penuh," kata Rizky saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 24 Desember 2020.
Diceritakan Rizky, karena pernah libur akhir tahun di luar rumah dan merasakan kepadatan, baik di jalan juga tempat wisata, membuat liburan jadi tidak terasa. Maka dari itu, ia memilih untuk bersama keluarga di rumah saja karena lebih terasa quality time.
"Di rumah biasanya masak, bakar-bakar. Tapi lebih sering tahun baru, baru besoknya acara makan-makan karena keluarga pada libur di tanggal 1," tambahnya.
Ia bersama keluarga di rumah juga tak jarang membuat acara dadakan. Seperti memilih menu masakan yang akan disantap bersama di rumah saat libur akhir tahun.
Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19
Advertisement