Liputan6.com, Jakarta - Varian baru virus corona dari Inggris telah terdeteksi dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di Jepang. Pada Jumat, 25 Desember 2020, Jepang melaporkan lima kasus pertama dari varian yang menyebar cepat pada pendatang asal Inggris.
Situasi itu membuat pemerintah Jepang sementara waktu melarang semua pendatang asing yang bukan penduduk masuk ke Negeri Sakura. Ini merupakan upaya mencegah penyebaran virus corona baru yang berpotensi lebih menular.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari laman Bloomberg, Senin (28/12/2020), larangan masuk ini berlaku mulai hari ini, Senin (28/12/2020), hingga 31 Januari 2021. Hal ini diungkap Kementerian Luar Negeri Jepang pada 26 Desember 2020.
Sebelumnya, Jepang juga sudah melarang masuknya warga negara asing dari Inggris dan Afrika Selatan pada pekan lalu. Namun, mereka akhirnya meningkatkan pengawasan dengan melarang seluruh orang asing masuk ke negaranya, setelah mengonfirmasi varian baru virus corona pada tujuh orang yang baru saja tiba di Tokyo.
Meski begitu, menurut laporan CNN, warga Jepang maupun warga negara asing yang tinggal di Jepang masih dapat masuk atau re-entry. Namun, mereka harus menjalani pemeriksaan yang ketat dan wajib karantina 14 hari tanpa terkecuali.
Kemudian, re-entry, termasuk warga negara Jepang), dari negara-negara terdampak varian baru virus corona, seperti Prancis, Italia, Irlandia, Islandia, Belanda, Denmark, Belgia, Australia, dan Israel, juga wajib memiliki hasil negatif tes PCR setidaknya 72 jam sebelum keberangkatan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Varian Baru Virus Corona
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Jepang sudah mengonfirmasi dua kasus varian baru virus corona pada 26 Desember 2020. Seorang pria berusia 30-an yang kembali dari Inggris dan kerabatnya, wanita berusia 20-an yang tak punya riwayat mengunjungi Inggris.
Kedua pasien tersebut dirawat di rumah sakit di Tokyo. Sementara sehari sebelumnya, yakni 25 Desember 2020, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan varian baru virus corona terdapat dalam sampel lima orang yang baru kembali dari Inggris antara 18 Desember dan 21 Desember 2020.
Empat dari lima orang tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG). Jepang sendiri saat ini memiliki jumlah kasus virus corona baru sekitar 217 ribu dengan 3.213 kematian berdasarkan data dari Worldometers sampai Minggu, 27 Desember 2020.
Jumlah ini bertambah 3.765 kasus dari hari sebelumnya, dan Tokyo masih jadi kota dengan catatan kasus tertinggi di Jepang.
Advertisement