Sukses

Potensi Sport Tourism di Danau Toba Versi Menparekraf Sandiaga Uno, dari Paralayang hingga Triathlon

Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan pembangunan dan pengembangan pariwisata di Danau Toba berbasis budaya dan alam.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuntaskan kunjungan dinas ke Danau Toba pada pekan lalu. Dalam kesempatan itu, ia menyatakan pembangunan dan pengembangan Danau Toba diarahkan pada pariwisata berbasis budaya dan alam, sebagaimana salah satu target prioritas program Kemenparekraf 2021. Tetapi, ia juga melihat potensi besar sport tourism dikembangkan di kawasan danau terbesar di Indonesia tersebut.

Saat mengunjungi Geosite Hutaginjang, ia mengaku sangat terkesan dengan lanskap Danau Toba yang sempurna. Maka, ia menilai wajar bila destinasi tersebut dijadikan lokasi event kejuaraan paralayang tahunan. Geosite tersebut berada di ketinggian 1.550 mdpl.

"Banyak kearifan lokal dan budaya di sini yang harus kita jaga dan kembangkan, tinggal kita membuat strategi apa yang tepat untuk dikembangkan, seperti calender of eventnya bisa dibuat sport tourism event, dari segi produk seperti ulosnya juga harus diseragamkan dan lainnya," ujarnya dalam rilis yang diterima Liputan6.com, pekan lalu.

Berbeda saat mengunjungi Desa Wisata Lumban Bulbul yang memiliki pasir putih dan menjadi salah satu destinasi favorit di Kabupaten Toba Samosir. Tempat tersebut memiliki atraksi kano yang menarik perhatian Sandiaga kala itu. Ia ikut bermain bersama wisatawan yang sedang berkunjung di sana.

Selain kano, tempat tersebut disebutnya cocok untuk dikembangkan sport tourism berwujud triathlon. "Tidak lengkap rasanya ke Danau Toba bila tidak merasakan airnya dan merasakan atraksi di sini. Ide saya, ini cocok untuk sport tourism setelah itu saya melihat event yang cocok adalah triathlon, sepeda, dan lomba lari lantaran, jalannya bagus," kata Sandi.

Ia kembali mengingatkan wisata olahraga dapat menjadi pilihat yang tepat untuk menggaet wisatawan nusantara dalam membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Danau Toba. Hal itu bisa dijalankan sembari menunggu pendistribusian vaksin secara nasional.

"Selagi menunggu vaksin dan kesiapan sektor kesehatan kita bisa bersiap menciptakan event-event untuk wisatawan nusantara. Event itu bisa berkaitan dengan sports tourism seperti olahraga air, ada juga olahraga endurance atau kekuatan tubuh seperti sepeda dan lari yang melibatkan masyarakat juga serta olahraga renang di perairan bebas," kata Sandiaga.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

CHSE yang Terpenting

Meski begitu, Sandiaga mengingatkan kebangkitan sektor pariwisata tidak akan langgeng tanpa dibarengi penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selain 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman, ada pula 4 K (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian lingkungan) yang dikenal dengan CHSE yang harus dijalankan oleh para pemangku kepentingan.

Untuk itu, ia mengajak para pelaku pariwisata untuk bersama-sama menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Tujuannya agar setelah pandemi usai, wisatawan mancanegara atau wisatawan nusantara juga bisa merasakan keindahan alam Danau Toba dengan beragam atraksi yang dimiliki.

"Yang paling penting, kedisiplinan penerapan protokol kesehatan K4 Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan atau CHSE harus dilaksanakan dengan ketat, agar pariwisata dan ekonomi kreatif bisa segera bangkit bersama," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Kecelakaan di Danau Toba