Liputan6.com, Jakarta - Semangat menyambung kebaikan telah menggerakkan banyak orang di Tiongkok pada periode libur tahun baru 2021. Ini dilatarbelakangi seorang bayi berusia delapan bulan di Beijing yang menjalani karantina COVID-19 bersama ayah, tanpa ibunya.
Melansir laman China Daily, Selasa (5/1/2021), ceritanya dimulai pada Kamis, 31 Desember 2020, ketika ibu dan nenek di bayi sama-sama dipastikan terinfeksi COVID-19. Karena melakukan kontak erat, ayah dan bayinya harus diawasi di tempat karantina.
Sebagai seorang pemula dalam mengasuh anak, sang ayah gugup. Belum lagi berbicara tentang si bayi berada dalam lingkungan yang sangat asing, tanpa ibu atau nenek di dekatnya. Kegelisahan ini membuatnya menolak minum susu formula.
Advertisement
Demi membantu memberi makan bayi, estafet kebaikan pun dimulai. Kala itu, seruan bantuan beredar di antara perempuan di distrik Shunyi Beijing, tempat tinggal keluarga itu.
Baca Juga
Pesan yang disampaikan berbunyi, "Seorang anak berusia delapan bulan berada di fasilitas karantina, sangat membutuhkan ASI segar atau beku. Silakan hubungi saya secepat mungkin jika Anda dapat menawarkan."
Pesan ini kemudian mendorong pejabat urusan perempuan di 25 kota dan sejumlah distrik mencari ibu menyusui. Tak lama setelahnya, mereka mendapat telepon dari seorang ibu bernama Xu Yue yang menawarkan total 20 kantong susu beku yang awalnya untuk putrinya sendiri.
Seorang petugas bernama Lyu Xiaoning pun segera pergi mengambil ASI itu untuk dibawa ke tempat karantina. Setelah mendisinfeksi setiap kantong, ASI dikirim ke kamar bayi oleh petugas medis.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Hanya DIhadiahi ASI
Mendukung inisiasi itu, hotel karantina COVID-19 tempat si bayi sementara tinggal juga menawarkan lemari es untuk membekukan sisa ASI. Di malam hari, bayi pun disuguhi ASI yang dipanaskan, dan si ayah lega karena susu itu diterima dengan senang hati.
Semakin banyak orang menawarkan uluran tangan. Di akhir pekan, lima ibu menyusui menawarkan susu beku mereka. Tapi, ASI ternyata bukanlah satu-satunya hadiah yang diterima.
Tempat tidur bayi, kasur, selimut, pemanas susu, mainan, dan pakaian pun dikirim ke hotel karantina. Seorang dokter juga menawarkan untuk membantu memberi petunjuk pada ayah bagaimana cara merawat bayinya.
Melihat respons yang diberikan publik, banyak warganet memberi acungan jempol. Kebanyakan mereka mengaku terharu, bahkan menangis, melihat hangatnya kebaikan di tengah situasi pandemi COVID-19 yang tentu tak mudah bagi kebanyakan orang.
Advertisement