Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tentunya tak hanya mengurusi bidang pariwisata, tapi juga bisnis ekonomi kreatif di Indonesia. Salah satunya adalah usaha pembuatan baju untuk penyandang disabilitas yang mungkin belum diketahui banyak orang.
Bagi sebagian orang, mengenakan pakaian mungkin merupakan kegiatan enteng atau remeh-temeh, tetapi bagi sebagian lainnya, terutama penyandang disabilitas, mengenakan pakaian bisa menjadi kegiatan yang membutuhkan usaha lebih.
"Berangkat dari insight tersebut, lahirlah adaptive clothing atau busana adaptif yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah fisik atau kesehatan bagi beberapa orang seperti penyandang disabilitas, manula, autisme, cerebral palsy, maupun penderita gangguan motorik lainnya," demikian keterangan foto dalam unggahan di akun Instagram Kemenparekraf RI pada 14 Januari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sepintas, busana adaptif memang terlihat seperti pakaian pada umumnya. Namun kalau dicermati, terdapat beberapa modifikasi pada busana tersebut. Misalnya, penggunaan zipper di bagian samping, saku di bagian depan, hingga yang customized menyesuaikan dengan kondisi fisik pemakainya.
"Naiknya tren busana adaptif diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas agar lebih leluasa mengekspresikan diri, sekaligus menjadi lampu hijau bahwa tren fesyen kini semakin beragam," lanjut unggahan Kemenparekraf tersebut.
Di luar negeri, terdapat tren busana adaptive clothing atau busana adaptif yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah fisik atau kesehatan bagi para peyang disabilitas, manula, autisme dan lainnya.
Pada 2017, busana ini pertama kali diperkenalkan oleh Tommy Hilfiger. Tommy Hilfiger mengeluarkan koleksi Adaptive yang memproduksi sweater, celana denim dan celana panjang untuk difabel dewasa. Busana ini diciptakan untuk pengguna kursi roda, penyandang autisme, cacat tubuh dan lainnya.
Dilansir dari laman Woman's World, pada dasarnya, pakaian adaptif ini memberikan rasa kemandirian kepada mereka yang seharusnya membutuhkan bantuan ketika ingin berpakaian. Dalam desainnya, produk ini dibuat dengan penutup velcro atau magnetis dalam balutan cepat guna serta membantu mereka, dan tidak diperlukan kancing maupun ritsleting lagi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Adaptive Clothing Indonesia
Â
Saat ini, sedikitnya ada lima label busana dunia yang telah merilis koleksi busana adaptif, seperti, Tommy Hilfiger, Target, dan Zappos. Sementara untuk brand lokal yang mengusung konsep ini yakni Adaptive Clothing Indonesia yang telah berdiri sejak 2018 lalu dan ikut dipromosikan oleh Kemenparekraf.
Dikutip dari laman resminya, Adaptive Clothing Indonesia punya sejumlah produk unggulan seperti celana pinggang elastis sisi samping yang bagus untuk penderita artritis.
Para pengguna tidak harus bangun untuk mengenakan celana punggung terbuka produksi mereka, cukup geser dari posisi duduk (atau di kursi roda) dan tutup buncis di belakang; penutup belakang dijatuhkan ke belakang. Sementara atasan dan gaun punggung terbuka dapat dengan mudah digeser ke lengan pasien dan diikat dengan kencang di bahu.
Mereka juga memproduksi sepatu yang memungkinkan semua orang memakai sepatu dan sandal yang nyaman yang dapat membantu mengatasi pembengkakan, diabetes, atau mobilitas terbatas di mana pemakaian tali akan membuat frustrasi.
Advertisement