Sukses

Turis Rusia yang Buang Motor di Laut Bali Akhirnya Minta Maaf

Desainer Niluh Djelantik bertemu turis Rusia yang membuang motor di laut Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial, ulah dua turis Rusia yang bikin geger Bali dan Indonesia. Dua turis bernama Sergey Kyosenko dan Alina Oshutinskaya, menjadi sorotan setelah aksinya membuang motor di laut Bali hanya demi konten.

Aksi mereka itu dinilai konyol dan mencemari lingkungan. Salah satu kritikan datang desainer kenamaan asal Bali, Niluh Djelantik. Sergey akhirnya meminta maaf atas video yang ia buat pada 10 Desember 2020 di Pelabuhan Tanah Anpo, Karangasem, Bali. Dilihat dari akun Instagram @niluhdjelantik, Sergey bersama seorang pria terlihat menemui politisi dan desainer kondang asal Bali tersebut.

"Saya Sergey Kosenko, meminta maaf atas video yang saya buat dengan motor saya kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Bali dan semua orang yang tinggal di Bali," ucap Sergey.

"Saya menyadari bahwa setiap negara yang dikunjungi memiliki aturan yang berlaku dan jika kamu datang ke suatu tempat atau suatu negara kamu harus mematuhi aturan tersebut," sambungnya.

Meski telah meminta maaf, Niluh bersikukuh agar proses hukum yang berlaku tetap terus berjalan. Jika memang turis tersebut melanggar aturan, Niluh Djelantik berharap Sergey dideportasi ke negara asalnya.

"Maaf diterima. Deportasi jalan terus. Deportasi atas nama Sergey Kosenko dilaksanakan dalam 3/4 hari ini," tulisnya dalam unggahan pada 19 Januari 2021.

Niluh menambahkan, bagi WNA yang menyalahgunakan izin tinggal/izin kerja dan yang melanggar aturan, Kemenkumham dan pihak Imigrasi diharapkan bisa menindak dengan tegas. Ia kembali menuliskan, sudah menjadi risiko bagian yang dibenci bahkan dikatai fasis Hitler. Seolah-olah Niluh Djelantik membuat Bali sepi. Niluh Djelantik tidak keberatan menerima semua hujatan dengan hati terbuka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Nikmati Alam Bali, Tapi Jangan Langgar Aturan

"Martabat tanah kelahiran kita jaga bersama. Karena hanya ini yang kita punya. Menggantungkan pemasukan dari pariwisata adalah hal yang wajar, kita berjuang bersama-sama. Di saat yang sama sudah saatnya memfilter agar Quality Tourism bisa kita jaga," tulisnya lagi.

"Bangsa kita telah mendunia sebagai tujuan wisata yang ramah dan nyaman. Silakan datang, berlibur dan tinggal di negeri kami. Nikmati alam dan keramahtamahan kami. Tapi jika kalian melanggar aturan, masyarakat tak segan akan bersuara. Dan pihak yang berwenang akan menindak kalian. Terimakasih kesayangan," tutup Niluh Djelantik.

Selain kasus Turis Rusia yang bikin heboh demi konten, Bali juga baru dihebohkan dengan ulah seorang turis asal Amerika Serikat (AS), Kristen Gray. Di Twitter, ia melempar cuitan yang isinya mengajak turis beramai-ramai datang ke Bali. Sontak hal itu langsung menjadi bulan-bulanan warganet, betapa tidak pasalnya saat ini tangah pandemi Covid-19.

Dirinya bahkan menawarkan jasa untuk konsultasi jika ada turis yang ingin masuk ke Indonesia. Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk menjelaskan akan mendeportasi wanita yang memiliki nama lengkap Kristen Antoinette Gray tersebut karena dianggap telah melanggar pasal keimigrasian.

3 dari 3 halaman

Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet