Liputan6.com, Jakarta - Aktivis lingkungan Greta Thunberg memberi sindiran menohok pada Donald Trump, tepat di hari terakhirnya menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Greta mengejek Trump sambil mengunggah pria 74 tahun itu saat akan meninggalkan Gedung Putih.
Ia membalikkan kata-kata yang pernah diucapkan Trump untuknya. "Ia (Trump) tampak seperti orang tua yang sangat bahagia menanti masa depan yang cerah dan indah. Sangat menyenangkan untuk dilihat!" cuit Thunberg di Twitter pada 20 Januari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ejekan itu mendapat sambutan meriah dari pengikut Greta. Sampai berita ini ditulis, cuitan tersebut sudah di-retweet lebih dari 145 ribu kali dan disukai lebih dari 1,1 juta kali.
Menilik ke belakang, Thunberg dan Trump sudah sering saling ejek melalui Twitter, tentunya ketika akun Twitter Trump belum dibekukan. Dilansir dari Marie Claire, Jumat (22/1/2021), Trump pernah mengejek remaja asal Swedia itu karena pidatonya yang berapi-api tentang perubahan iklim di PBB.
"Ia tampak seperti gadis muda yang sangat bahagia menanti masa depan yang cerah dan indah. Sangat menyenangkan untuk dilihat!" cuit Trump.
Remaja berusia 18 tahun ini membalasnya dengan menampilkan kata-kata itu di bio Twitter miliknya. Trump juga pernah mengatakan Thunberg memiliki sindrom asperger dan harus mengatasi masalah manajemen kemarahannya.
"Konyol sekali. Greta harus mengatasi masalah Manajemen Kemarahannya, lalu pergi menonton sebuah film lama yang bagus dengan seorang teman!" cuit Donald Trump yang kembali dijadikan keterangan di akun Twitter Thunberg. "Chill Greta, chill!" (tenang Greta, tenang) cuit Trump lagi pada Desember 2019 usai Greta terpilih jadi 'Person of the Year' versi Majalah TIME.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dukung Joe Biden
Tepat ketika Donald Trump marah di Twitter saat kalah dari Biden pada 6 November 2020, Greta kembali mengejeknya dengan memgunggah kata-kata serupa, "Chill, Donald, Chill!".
Saat masa kampanye Presiden AS, Thunberg menunjukkan dukungan untuk Joe Biden. Ia mendesak para pemilih yang peduli tentang lingkungan agar suara mereka didengar dalam pemilihan presiden AS.
Pada Oktober lalu, ia mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitternya bahwa ia tidak pernah terlibat dalam politik partai, tapi bahwa "pemilihan umum AS yang akan datang berada di atas dan di luar semua itu."
Thunberg, yang memicu gerakan protes iklim global setelah melakukan pemogokan di luar parlemen Swedia pada 2018, saat itu diyakini dapat mendorong partisipasi di antara pemilih muda yang biasanya cenderung apatis daripada orang Amerika lebih tua.
Advertisement