Sukses

Sejarah Saung Angklung Udjo yang Terancam Tutup Permanen

Saung Angklung Udjo terkenal di dunia, tak hanya di Indonesia. Namun, saat ini terancam tutup permanen akibat Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat sejumlah destinasi wisata mengalami penurunan jumlah pengunjung. Destinasi wisata yang dulunya ramai, kini sepi, bahkan terancam tutup, salah satunya Saung Mang Udjo di Bandung, Jawa Barat.

Dalam sebuah unggahan di akun Instagram @angklungudjo, tampak seorang penari topeng yang tetap bersemangat berlatih Saung Angklung Udjo. "Kisah seorang penari Topeng yang masih bersemangat walau harus terhenti kegiatan berkeseniannya akibat dampak Covid19," tulisnya sebagai keterangan video, baru-baru ini.

Saung Angklung Udjo terus berkembang pesat dalam melestarikan budaya tradisional. Berdiri sejak 1964, Saung Angklung Udjo telah memiliki anggota yang sangat banyak

Saung Angklung Udjo bermula dari kecintaan Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati yang ingin mengembangkan seni tradisionl. Seni tersebut berfokus pada tiga unsur, yakni, anak-anak, alam, dan seni dengan alunan angklung.

Secara perlahan Saung Angklung Udjo berkembang dan terkenal, tak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Salah satu keberhasilan diplomasi angklung yang dilakukan Udjo adalah saat berangkat ke Kepulauan Salomon.

Rombongan Saung Angklung Udjo (SAU) bertolak ke Salomon pada 1 Januari 1984. Karena dana terbatas, Udjo selaku pimpinan rombongan pergi bersama Daung Udjo, Nan Udjo, dan Burhan.

Di Thailand, angklung sudah dikenal luas karena di Negeri Gajah Putih itu sudah ada sekolah angklung milik Ratu Sirikit. Bedanya, di Thailand angklung dimainkan dengan satu tangan sebagaimana dilakukan oleh orang-orang di Jawa Barat pada zaman dulu kala. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Sepi Pengunjung

Sementara itu, Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo mengatakan selama hampir 10 bulan terakhir aturan pembatasan kegiatan masyarakat yang diberlakukan pemerintah membuat agenda rutin pertunjukkan maupun produksi angklung dihentikan.

"Sangat luar biasa, jadi bisa saya katakan dampak pandemi ini membuat kami sangat sulit untuk melakukan suatu kegiatan yang terkait dengan saung," kata Taufik ditemui di Bandung, Jumat (22/1/2021), seperti diberitakan kanal Regional Liputan6.com.

Saung Angklung Udjo yang biasanya menerima 2.000 tamu/hari. Namun, sampai saat ini, angka kunjungan jeblok. "Pengunjung yang katakan bisa 2.000 orang per hari, 20 orang per hari saja sudah sulit sekarang," ujarnya.

Taufik menyadari sepinya pengunjung karena kegiatan pertunjukan angklung mengundang massa yang cukup banyak. Sementara berdasarkan aturan, kegiatan dengan mengundang massa yang cukup banyak dilarang.

"Ya kalau enggak ada kegiatan, biaya untuk menggaji karyawan dari mana? Saya memaklumi banget orang ketakutan datang bergerombol kemudian ada regulasi pemerintah. Jadi saya bisa memaklumi kondisi ini di mana kita tidak ada tamu yang berkunjung," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi