Sukses

Keponakan Donald Trump Ingin Hapus Nama Keluarga, Sebut Pamannya Pria Paling Berbahaya

Keponakan Donald Trump itu khawatir pada konotasi negatif terhadap nama Trump yang mungkin akan dialaminya di masa mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Berita seputar Donald Trump masih terus ramai dibahas meski ia kini tidak menjabat lagi sebagai Presiden Amerika Serikat. Sayangnya, kabar tentang Trump banyak yang terkesan negatif. Bukan saja datang dari para lawan politiknya, tapi keponakannya sendiri, Mary Trump.

Pemilik nama lengkap Mary Lea Trump tersebut baru-baru ini mengatakan, tengah mempertimbangkan mengubah nama belakang alias menghapus nama Trump yang merupakan nama keluarganya. Dilansir dari laman Daily Mail, Senin (25/1/2021), keputusan itu didorong karena dampak buruk kebijakan pamannya terhadap warga AS selama menjabat sebagai presiden.

Mary, penulis buku tentang Trump yang dijulukinya sebagai "pria paling berbahaya di dunia," itu khawatir pada konotasi negatif terhadap nama Trump yang mungkin akan dialaminya di masa mendatang.

Wanita yang berpofesi sebagai psikolog ini juga menyoroti hubungan Donald dengan Melania Trump yang dikabarkan akan bercerai. Meski mengaku tak dekat dengan Melania dan menyangkal kabar keretakan rumah tangga mereka sudah lama terjadi, Mary meyakini sang paman memang bukan tipe orang yang penuh perhatian dengan pasangan. Juga, bukan tipe orang yang mampu menjalani hubungan asmara yang sehat.

"Saya tidak percaya ia (Donald Trump) memahami soal kasih sayang dan kemesraan," ucap Mary. Beberapa orang terdekat Donald dan Melania Trump meyakini bahwa perpisahan keduanya hanya tinggal menunggu waktu.

Menurut salah satu mantan asisten mereka, Stephanie Wolkoff, sejak November 2020, Donald dan Melania sudah tidur di kamar yang berbeda di Gedung Putih karena keduanya menjalani "pernikahan transaksional." Mantan asisten mereka lainnya, Omarosa Manigault Newman, juga mengklaim pernikahan 15 tahun tersebut akan segera usai, dan Melania Trump sudah menunggu momen keluar dari Gedung Putih untuk bisa mengurus perceraiannya.

Sementara itu, Mary Trump sudah lama bersikap berseberangan dengan Donald Trump. Perseteruan itu kabarnya sudah dimulai sejak ayah Mary, Fred Trump Jr, yang merupakan kakak dari Donald Trump, meninggal dunia pada 1982 karena kecanduan alkohol.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Gangguan Psikologis

Saat itu, Mary dan kakaknya, Fred III, menuduh pamannya melakukan berbagai upaya untuk mencoret namanya dari daftar penerima warisan sang kakek. Pilihan politik Mary juga berbeda dengan sang paman karena ia lebih memilih bergabung dengan Partai Demokrat dan terang-terangan mendukung Hillary Clinton saat bersaing jadi presiden dengan Donald Trump.

Yang menghebohkan lagi, pada Juli 2020 ia meluncurkan buku Too Much and Never Enough: How My Family Created the World´s Most Dangerous Man. Saat menerbitkan buku itu, Mary mengaku mendapat banyak kecaman dari keluarganya yang mempertanyakan kesetiaan sebagai anggota keluarga Trump.

Dalam buku itu, Mary menggambarkan presiden AS ke-45 itu sebagai orang yang kemungkinan besar menderita gangguan psikologis berlipat ganda, kondisi yang membuatnya sangat tak cocok jadi presiden.

Wanita berusia 55 tahun itu juga percaya bahwa pamannya memenuhi sembilan kriteria narsisme klinis. Donald Trump juga dikenal karena gayanya yang kasar dan memiliki kebiasaan menghina orang di depan umum akibat trauma masa kecil.

3 dari 3 halaman

Infografis Waspada Bencana Alam Akibat La Nina