Sukses

6 Fakta Unik tentang Bintan, Kawasan yang Pernah Diperebutkan Pedagang-Pedagang Eropa

Bintan merupakan nama sebuah pulau sekaligus nama salah satu kabupaten yang berada di Kepulauan Riau.

Liputan6.com, Jakarta - Bintan merupakan salah satu dari ratusan pulau yang berada di Kepulauan Riau. Di pulau itu terletak Tanjung Pinang, ibu kota provinsi tersebut.

Pulau tersebut termasuk destinasi wisata andalan bagi pemerintah setempat. Lokasinya yang terlalu jauh dari Singapura menjadi daya tarik bagi warga negeri Singa untuk berkunjung. Namun, hal-hal menarik tentang Bintan tak hanya itu. Liputan6.com merangkum enam fakta di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis, 28 Januari 2021.

1. Diperebutkan Pedagang-Pedagang Eropa

Pada abad ke-18, pedagang dari Eropa, yakni Portugis, Belanda dan Inggris saling bertarung memperebutkan pulau ini. Pada waktu itu, pulau seluas 60.057 km2 dikuasai oleh Kesultanan Johor-Riau yang menguasai Semenanjung Malaka.

Pada 1884, Inggris dan Belanda mengakhiri perebutan wilayah atas pulau itu dengan menandatangani Treaty of London. Perjanjian itu mengakibatkan semua teritori utara Singapura diberikan pada Inggris, sementara teritori selatan Singapura diserahkan pada Belanda.

Sejak saat itu, sejarah wilayah utara dan selatan Singapura dipisahkan. Singapura menjadi pusat perkembangan dagang Inggris, sedangkan Belanda berkonsentrasi di Jakarta dan Jawa, meninggalkan kepulauan Bintan.

2. Termasuk Zona Perdagangan Bebas

Beberapa dekade kemudian, setelah Indonesia dan Singapura sama-sama menjadi negara berdaulat, sebuah persetujuan ditandatangani kedua belah pihak untuk membangun Pulau Bintan secara bersama-sama yang akan menguntungkan kedua negara dalam Zona Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun.

Bentuk pertama dari perjanjian ini adalah pembangunan Bintan Resort. Tempat itu merupakan destinasi wisata pantai seluas 23,000 hektare di atas pasir putih Bintan nan indah yang menghadap Laut China Selatan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

3. Gong Gong

Makanan ala Bintan hampir sama dengan makanan di Tanjung Pinang, sama-sama terkenal dengan bahan dasar seafood-nya yang super segar. Bukan hanya ikan, udang, atau cumi, tetapi juga kerang dan siput.

Keistimewaan Bintan adalah "Gong Gong" atau keong mutiara (Strombus canarium) yang dapat ditemukan hanya di sekitar Bintan dan Kepulauan Batam. Selain itu, ada juga otak-otak tulang. Rasanya mirip seperti otak-otak bias, tetapi lebih gurih dan bertekstur karena terbuat dari campuran tulang ikan.

4. Kolam Renang Air Asin Terbesar 

Treasure Bay merupakan satu tempat wisata populer di Bintan Kepulauan Riau. Keunikan destinasi ini terletak pada keberadaan kolam renang air asin raksasa yang diklaim terbesar di Asia Tenggara. Luasnya mencapai 6,3 hektare dan memiliki panjang 800 meter serta kedalaman mencapai 3,5 meter.

Keunikan dan keindahannya membuat Treasure Bay tak hanya didatangi wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara. Selain berenang, pengunjung juga akan dimanjakan dengan berbagai wahana permainan air yang beragam.

Sumber air diambil dari air laut yang berada di sekitar lokasi. Namun, tingkat keasinannya tidak seperti air laut karena sudah disuling terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kolam. Meski begitu, Anda akan serasa berada di laut karena airnya terlihat biru bening, sesuai dengan warna fondasi kolam ditambah pantulan warna langit. 

 

3 dari 4 halaman

5. Wisata Sejarah dan Religi

Bintan juga menjadi nama baru bagi Kabupaten Kepulauan Riau yang melingkupi enam kecamatan. Tidak semuanya berada di satu pulau, ada pula kecamatan yang berada di Pulau Biram Dewa dan Pulau Penyengat.

Di kedua tempat itu, Anda memiliki alternatif destinasi yang bisa dikunjungi. Salah satunya masjid yang terbuat dari putih telur atau Vihara Seribu Wajah. Terdapat pula Istana Kota Piring di Pulau Biraam Dewa, dan Tugu Pensil dan Gurindam Gubahan Raja Haji Ali yang merupakan ikon kota Tanjung Pinang.

6. Suku Laut

Suku Laut adalah suku atau kelompok masyarakat yang hidupnya selalu berada di hamparan laut lepas. Suku yang berada di Kepulauan Riau, termasuk di Bintan, ini lahir dan hidup di atas perahu di laut. Mereka bermata pencaharian sebagai nelayan.

Keberadaan suku laut di Provinsi Kepulauan Riau hingga kini masih jauh dari perhatian. Mereka pun memilih hidup nomaden. Sebagai masyarakat nomaden, suku laut hidup berkelompok dan beraktivitas di atas perahu kajang, atau perahu beratap.

Luas lautan dan banyaknya pulau-pulau kecil menjadi salah satu kebiasaan mereka terlestarikan. Sebagian dari mereka memang sudah menetap, meski sifatnya sementara. (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

Cek Zonasi Destinasi Liburan