Sukses

Tips Terjun ke Industri Gim, Apa Saja Pilihannya?

Menentukan segmentasi dan sederet pilihan berikut bisa jadi pertimbangan saat Anda berniat terjun ke industri gim.

Liputan6.com, Jakarta - Industri gim kian menjanjikan dari tahun ke tahun, sehingga mereka yang menggeluti bidang itu memperoleh penghasilan menjanjikan. Selain itu, industri gim juga telah menjelma sebagai pilihan karier], seperti jadi pro player esport atau YouTuber gaming alias streamer.

"Seiring bertumbuhnya industri gim, berkembang pula komunitas, serta pilihan konten-konten menarik di sosial media untuk dinikmati gamers," kata Head of Brands Management and Digital Products Shopee Indonesia, Daniel Minardi, dalam "Bincang Shopee 2.2 Men Sale: Terjun ke Dunia Gaming: Streamer atau Pro Player?" secara daring, Jumat, 29 Januari 2021.

Profesi gamers di ranah pro player atau streamer yang rutin menampilkan berbagai konten gaming, sambung Daniel, perlahan dijadikan anak-anak muda sebagai opsi pengembangan diri di era digital. 

Hal senada diungkap gaming influencer & content creator, Ari Kulgar. Ia menyebut, saat ini, industri gaming diminati banyak orang, apalagi saat pandemi seperti sekarang di mana kebanyakan menghabiskan waktu di rumah.

Ari pun memberi tips dan trik bagi mereka yang ingin terjun ke industri gim, yakni menentukan segmentasi. Pilihannya, kata Ari, antara tersegmen dan tak tersegmen.

"Sekarang ini, menurutku, lebih baik yang tersegmen. Kalau memilih tersegmen, kita akan fokus ke dalam gim yang sedang ramai. Jadi, kita bisa langsung dapat massa dari game tersebut, seperti Fire Fire," ujar Ari.

Ari menyebut, berdasarkan data yang ia kumpulkan, content creator yang paling cepat meningkat jumlah pelanggannya adalah Free Fire. "Tersegmen juga lebih mudah meningkatnya. Namun, kita kadang cukup ketergantungan ketika gim tersebut sudah menurun pamornya, channel YouTube kita juga akan menurun," kata Ari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Tak Tersegmen dan Casual

Jika tak tersegmen, orang bisa membuat konten apa saja. Mereka dapat massa dari semua gim, tak terfokus pada satu permainan saja.

Selain tersegmen dan tak tersegmen, Ari menyebut pilihan lain, yaitu memilih jadi content creator gaming casual. Mereka bisa membuat konten-konten yang lucu, seperti prank di dalam game, jokes, atau bercanda dengan pembuat konten lain.

"Saat ini yang paling okay itu yang casual. Tapi, cukup sulit (untuk membuatnya) karena perlu karakter yang unik, baik dari segi karakter joke-nya atau pun karakter lucunya," tandas Ari.

3 dari 3 halaman

Bisnis Game di Indonesia