Liputan6.com, Jakarta - Dalam waktu yang sangat singkat, Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) telah menjadi kekuatan mode yang harus diperhitungkan. Pakaian pelantikannya masih menjadi perbincangan dan begitu juga desainer yang dia pilih, Pyer Moss, Christopher John Rogers, dan Sergio Hudson.
Namun, salah satu pilihan pakaian Kamala menuai sejumlah kritik baru-baru ini. Dia terlihat mengenakan pakaian dari label Italia Dolce & Gabbana, yang dikritik karena masalah ras mereka, seperti dilansir dari Indian Express, Rabu, 3 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dalam foto yang dibagikan oleh Instagram yang menangani kamalacloset, Kamala terlihat dengan blazer dan setelan celana panjang yang khas. Momen tersebut terjadi saat ia divaksinasi pada 26 Januari 2021.
Seorang pengguna berkomentar, "Seseorang benar-benar perlu memberi tahu timnya tentang Dolce dan masalah ras mereka yang bermasalah. Saya terkejut dia akan memakainya."
Sebuah laporan di The Guardian juga mengutip Vittoria Vignone, yang menjalankan akun Instagram yang mendokumentasikan pakaian Kamala Harris. Padahal, Kamala berusaha untuk memperjuangkan desainer Amerika yang kurang terkenal.
"Apakah itu pengawasan dari pihak timnya? Itu mungkin, tetapi juga sangat ceroboh. Mereka bisa dan harus menjadi lebih baik, terutama setelah kemenangan pekan lalu," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kenakan Banyak Pakaian Mahal
Vignone lebih lanjut menambahkan, bukan sesuatu yang baik bagi Kamala mengenakan begitu banyak barang mahal baru selama seminggu pertama di kantor. Ia juga tak memaksa Kamala memakai busana desainer bukan Amerika.
"Saya juga tidak berpikir dia harus memakai desainer non-Amerika, terutama ketika ada begitu banyak merek Amerika untuk dipilih… dia dan timnya harus peduli tentang dampak pilihannya. Misalnya, dia dapat langsung membuka bisnis yang lebih kecil atau lebih terjangkau," ujar dia.
Vignone juga mengakui bahwa banyak pengguna yang menyuarakan pemikirannya. "Begitu banyak orang membagikan pemikiran saya dengan mengatakan saya mengartikulasikan sesuatu yang mereka rasakan sendiri tetapi tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata," kata Vignone.
Pada 2018, Dolce & Gabbana dikecam karena kampanye bernada rasis yang menyebabkan pertunjukan mereka dibatalkan di Shanghai, China. Dalam video yang dibagikan di Instagram, seorang wanita Asia terlihat mencoba makan spaghetti, pizza, dan cannoli dengan sepasang sumpit.
Advertisement