Liputan6.com, Jakarta - Chef Renatta Moeloek secara terbuka menceritakan kisah masa lalunya di program podcast Deddy Corbuzier. Dalam acara bincang-bincang yang tayang di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada 3 Februari 2021. Chef Renatta mengaku pernah memiliki badan yang cukup gemuk dan penampilan yang jauh berbeda.
Hal tersebut terjadi pada saat ia memasuki bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Waktu itu, berat badan Renatta Moeloek naik dari 50 kg hingga 74 kg hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
"Gue sempat gendut banget. Gue gampang gendut gampang kurus. Jadi waktu gue kecil itu gue kurus dan susah makan. Terus gue sempat operasi amandel. Abis operasi amandel, gue gembrot tiba-tiba," ungkap salah satu juri program memasak di televisi ini.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu kemungkinan disebabkan karena faktor stres di sekolah karena kesulitan mendapatkan teman yang benar-benar klop. Ia malah mempunyai teman dekat di luar sekolahnya. Selain stres, menurut Chef Renatta kantin di sekolahnya juga membuat berat badannya meningkat karena banyak menyajikan makanan enak, seperti soto, siomay, batagor, mi ayam sampai nasi campur.
Namun berkat semangat dan komitmen yang kuat, Renatta akhirnya bisa mengembalikan berat badannya yang ideal dari 74 kg jadi sekitar 52 kg. Meski begitu, karena pernah gemuk ia memiliki sedikit stretch mark di tubuhnya. Kini, Chef Renatta sudah lebih menjaga berat tubuhnya demi kesehatan. Berat badannya pun cukup stabil yaitu sekitar 52 sampai 53 kg.
"Kalau sekarang gue lebih ke jaga kesehatan karena gue sadar gue jarang olahraga," kata Chef Renatta. Ia pun membagikan sejumlah tips diet sehat bagi warganet yang sedang berjuang menurunkan berat badan.
1. Kenali kondisi tubuh
Sebelum memutuskan untuk menjalani diet, ada baiknya mengetahui kondisi tubuh diri Anda sendiri. Hal inilah yang dilakukan Renatta saat memulai menjalani program 'eating clean'. "Sebelum memilih menu diet, kita harus tahu dulu kondisi tubuh diri sendiri. Karena yang namanya sehat itu disesuaikan juga dengan tubuh. Kalau seharian banyak aktivitas berarti kamu membutuhkan gula dan karbohidrat," ujar Chef Renatta.
"Kalau aku dulu tidak makan karbohidrat, garam aja sedikit. Jadi biasanya aku makan oatmeal dan nasi merah. Untungnya aku bisa masak, jadi lauknya bisa bervariasi misalnya daging salmon panggang," lanjutnya.
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5</
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Jangan terpaku dengan satu makanan
Ada satu kesalahan umum yang suka dilakukan banyak orang saat diet. Mereka berasumsi kalau makan salad saja sudah cukup dan menyehatkan. Padahal, hal ini bisa saja menjadi berakibat fatal pada program diet mereka.
"Makan salad tiap hari katanya sehat, tapi dressing-nya pakai mayones ya sama saja ada sugarnya. Makan salad juga tidak cukup, karena akan lapar terus. Masalahnya, banyak orang tidak tau yang terbaik untuk mereka. Jadi sekali lagi, ketahui kebutuhan tubuh masing-masing," terang Renatta.
3. Membuat makanan diet jadi lebih enak
Banyak yang beranggapan makanan sehat itu terkesan tidak lezat atau hambar rasanya dibandingkan makanan pada umumnya. Tapi ternyata, ada cara untuk membuat makanan tersebut menjadi lebih enak.
"Aku tidak makanan yang digoreng. Paling sering yang dipanggang dan dibakar. Proses pembakaran itu apalagi kalau menggunakan charcoal justru memperkaya cita rasa makanan. Kalau mau ada sensasi rasa manis, bisa tambahkan bawang. Makanan sehat itu juga bisa terasa lezat kok," kata wanita berusia 26 tahun itu.
"Goreng nggak, dibaked, dibakar, yang dibakar itu memberi flavor. Sehat itu kayak gimana, disesuaikan dengan tubuh. Kalau aktivitasnya gila-gilaan you need sugar you need karbo," tambahnya.
4. Rajin cari informasi
Tips terakhir yang tak kalah penting adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya. Kalau perlu berkonsultasi dengan ahli gizi dan dokter pribadi. "Sekarang ada internet dan ada banyak informasi. Jangan mudah percaya dengan obat pelangsing. Cari tahu dulu bahan-bahan yang digunakan, karena kebanyakan perusahaan hanya mencari keuntungan dari rasa insecurity konsumennya," pungkas Chef Renatta.
Advertisement