Liputan6.com, Jakarta - Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda atau Tahura Djuanda di Bandung, Jawa Barat, memberikan klarifikasi. Klarifikasi tersebut terkait beredarnya broadcast di masyarakat terkait jumlah dan kondisi petugas Kawasan Tahura Djuanda yang terkonfirmasi Covid-19.
"Informasi tersebut hoaks adanya, karena jumlah yang tidak sesuai dan kondisi petugas yang terkonfimasi positif langsung diisolasi ke BPSDM untuk melakukan isolasi dan kondisi rekan-rekan kami sehat tanpa ada gejala," tulis akun @tahuradjuanda.official, Sabtu, 6 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Pihak Tahura Djuanda menjelaskan, Covid-19 itu ada di mana-mana. Yang menularkan Covid-19 itu bukan tempat atau lokasi tertentu.
"Tapi orang yang datang dan pergi dari 1 tempat ke tempat lain," imbuh akun tersebut. "Tetap patuhi protokol kesehatannya yaaa dan yuk mulai peduli satu sama lain untuk saling mengingatkan," harapnya.
Sebelumnya, sempat beredar kabar hoaks yang menyampaikan agar jangan masuk ke kawasan Tahura Ir Djuanda, Dago Pakar. Alasannya, 35 orang yang bekerja di kawasan Tahura Djuanda terkonfirmasi Covid-19, sebagian di antaranya sudah dirujuk ke rumah sakit.
Tahura Djuanda ditutup sejak 3 Februari 2021 hingga 8 Februari 2021. Alasan penutupan tersebut sebagai upaya sterilisasi fasilitas publik dalam kawasan.
"Mohon maaf kepada pengunjung Tahura Ir. H. Djuanda sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19, maka selama 6 hari ke depan, terhitung tanggal 3 s/d 8 Februari 2021 ditutup sementara untuk sterilisasi kawasan. Atas perhatiannya, Kami ucapkan terima kasih," tulis akun Tahura Djuanda.
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Respons Warganet
Meski begitu, warganet tidak serta merta puas. Mereka masih mempertanyakan berapa jumlah petugas Tahura Djuanda yang terpapar Covid-19 karena dalam kolom keterangan tak dijelaskan jumlah yang benar. Selain itu, warganet juga mengkritik cara pengelola menerapkan protokol kesehatan dan CHSE di area wisata alam tersebut.
"Saya pernah ke tahura, mobil utk anter2 pengunjung berisi sekumpulan turis TANPA MASKER. petugas yg nyetir pun tidak menegur. MOHON PERHATIKAN PROTOKOL!!" tulis salah seorang warganet.
Tahura Djuanda awalnya merupakan bagian areal dari kelompok Hutan Lindung Gunung Pulosari. Kemudian diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago dan kemudian berubah fungsinya mnjadi Hutan Raya Ir. H. Djuanda pada 14 Januari 1985.
Melansir dari laman Tahura Djuanda, Sabtu, 6 Februari 2021, kawasan ini merupakan bagian dari daerah cekungan Bandung, memiliki latar belakang sejarah yang erat kaitannya dengan zaman purba hingga sekarang. Secara geologis, daerah ini mengalami perubahan yang disebabkan oleh gejolak alam dalam kurun waktu pembentukan alam semesta.
Tujuan pengelolaan Tahura Djuanda demi terjaminnya kelestarian kawasan hutan dan ekosistemnya. Selain itu, terbinanya koleksi tumbuhan dan satwa serta sumber daya alam kawasan. Tahura Djuanda juga bertujuan untuk wisata alam, penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya bagi kesejahteraan masyarakat, serta terjaganya yang menjadi kebanggaan Provinsi Jawa Barat.
Advertisement