Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Imlek kini tiba. Ragam tradisi di musim perayaan ini siap dilakukan. Tapi, karena pandemi COVID-19 masih berlangsung, selebrasinya tentu tak bisa seleluasa biasanya.
Melansir laman Stait Times, Rabu, 10 Februari 2021, tak sedikit keluarga di Singapura yang merayakan Imlek tanpa lohei karena takut cipratan air liur menyebar selama sorakan yang menguntungkan. Sementara, yang lain menyingkirkan steamboat untuk menghindari kontaminasi silang tak disengaja.
Seorang warga bernama Kelvin Ng jadi salah satu yang hendak meniadakan steamboat untuk pertama kalinya sepanjang sejarah mereka merayakan Tahun baru China. Pria 48 tahun itu dibesarkan di Malaysia dengan memakan daging hewan liar eksotis, seperti kelelawar, ular, dan babi hutan, selama pertemuan keluarga.
Advertisement
Baca Juga
Namun, munculnya penyakit menular yang diturunkan dari hewan belakangan ini, seperti COVID-19 dan SARS, membuat Ng memikirkan kembali pilihan makanannya.
Direktur pengembangan bisnis di Green Monday Group, sebuah platform gaya hidup nabati, itu mengubah kebiasaan makannya pada Juni tahun lalu. Ia mengadopsi pola makan flexitarian yang berpusat pada makanan nabati, juga sayuran, mengurangi daging dan produk susu.
"Kami akan mempertahankan gaya makan komunal karena semua orang masih duduk di sekitar meja dan mengambil makanan dengan sendok saji untuk setiap bahan dan saus," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Soal Alat Makan dan Kebersihan Tangan
Dr Raymond Fong, kepala sekaligus konsultan senior di Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Umum Changi, mengatakan bahwa meski orang Asia biasa berbagi makanan menggunakan alat makan mereka sendiri, hal ini sangat tak dianjurkan di kondisi sekarang.
"Mencelupkan saus dua kali juga bukan praktik higienis, dan porsi saus individu harus disediakan untuk setiap tamu," tambahnya.
Meski sendok garpu saji harus digunakan, ia mengingatkan bahwa itu juga dapat terkontaminasi tangan yang mungkin membawa virus. "Oleh karena itu, seseorang tak boleh menyentuh mulut, hidung, dan mata saat menggunakan sendok saji dan sumpit, kecuali tangan mereka telah dibersihkan," katanya.
Associate Professor Sophia Archuleta, kepala dan konsultan senior di Divisi Penyakit Menular Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, sepakat dengan pendapat itu. Ia pun menyarankan untuk tak makan buffet.
"Prasmanan cenderung meningkatkan kontak antara tangan pengunjung dan permukaan umum saat berbagi peralatan saji. Yang terbaik adalah menyajikan porsi individu dan mempraktikkan kebersihan tangan," tuturnya.
"Gunakan peralatan terpisah untuk makanan mentah dan matang. Pastikan bahwa makanan benar-benar matang dengan memasaknya secara berkelompok dan gunakan sendok saji saat mengambil makanan dari panci steamboat," tambahnya memberi saran bagi mereka yang tetap ingin menyajikan steamboat.
Advertisement