Sukses

Pemilik Aisha Wedding Ungkap Dampak Kesamaan Nama dengan Aisha Weddings

Menurut sang pemilik, usahanya punya perbedaan di logo dan nama dengan Aisha Weddings, yang dibelakangnya terdapat huruf 'S'.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya menerima laporan berkaitan dengan Aisha Weddings dari seorang wanita bernama Disna Riantina. Dia melaporkan wedding organizer (WO) tersebut karena menawarkan jasa menikah di usia di bawah 19 tahun serta mempromosikan nikah siri dan poligami.

Setelah ramai disorot karena memfasilitasi nikah sirih, situs Aisha Weddings tidak bisa diakses. "Sedang dalam perbaikan" begitu bunyi keterangan saat mengakses situs tersebut. Mungkin karena itu juga, sebuah jasa penyedia pakaian pengantin tradisional sekaligus WO yang namanya nyaris sama, Aisha Wedding, ikut kena getahnya.

Akun media sosial sempat diserbu kecaman sejunlah warganet meski ada juga yang menanyakan apakah mereka berada di akun medsos WO kontroversial tersebut. Mereka bahkan sampai memasang keterangan di akun usaha miliknya yaitu @wedding_aisha kalau akun tersebut bukanlah yang diperbincangkan warganet.

"Mohon maaf, kami Aisha Wedding dari Desa Kalimas, Pemalang, Jawa Tengah. Kami bukan perias yang dimaksud dalam pemberitaan media yang sedang viral," tulis akun tersebut.

Menurut Jemy Rengge, pemilik Aisha Wedding bersama istrinya, usaha mereka punya perbedaan di logo dan nama dengan Aisha Weddings, yang dibelakangnya terdapat huruf 'S'. Ia pun berharap perdebatan soal ini tidak berdampak negatid pada usahanya.

"Banyak warganet yang mampir di IG, tapi Alhamdulillah semoga enggak berdampak pada WO kami. Tadinya banyak juga yang kirim pesan di ponsel sama Facebook kita, istri saya sampai keawalahan menjawab, Karena khawatir bisa menganggu pekerjaan, saya bilang biar saya saja yang handle ini semua," terang Jemy saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 11 Februari 2021.

"Saya sempat kerepotan juga karena kita tidak punya orang yang khusus menangani medsos. Tapi untungnya ada beberapa warganet yang memberi penjelasan lengkap kalau kita bukan WO yang dimaksud, terutama di Facebook. Setelah itu sudah mulai berkurang yang brtanya-tanya soal itu," lanjutnya.

Jemy mengaku sampai saat ini tidak ada klien mereka yang membatalkan pesanan. Meski begitu, ia masih menyimpan kekhawatiran situasi sekarang ini bisa berdampak di momen-monen tertentu seperti di Bulan Syawal atau usai lebaran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Ganti Nama

"Karena biasanya di bulan Syawal atau habis lebaran banyak pasangan yang menikah dan memakai jasa kita. Mungkin saja nanti ada yang mempertimbangkan kalau nama kita ini masih ada hubungannya dengan WO yang bermasalah itu. Tapi kita berharap itu nggak akan terjadi," harap Jemy.

Aisha Wedding sendiri, menurut Jemy, sebenarnya hanya menyediakan pakaian pengantin tradisonal serta riasannya. Tapi mereka juga menawarkan paket lengkap bagi mereka yang ingin memakai Aisha Wedding sebagai penyelenggara resepsi pernikahan mereka.

"Kalau pakaian pengantin tradisional kita sudah punya lengkap begitu pula riasannya. Tapi kalau untuk makanan, dekorasi dan sebagainya kita biasnaya kerjasama dengan pihak lain," jelasnya.

Aisha Wedding sendiri merupakan usaha keluarga dan sudah berjalan selama puluhan tahun. Awalnya nama WO ini adalah Griya Manten tapi kemudian diganti menjadi Aisha Wedding di tahun lalu.

"Namanya kita ganti karena terkesan umum banget. Lalu kita ganti nama Aisha Wedding dari nama anak kita, Aisha. Untuk saat ini kita hanya menerima pelanggan dari Pemalang, Tegal dan sekitarnya," ujar Jemy.

3 dari 3 halaman

Infografis Bedanya Kartu Nikah dengan Buku Nikah