Sukses

2 Kali Kena PHK, Kapten Pilot Termuda Buka Kedai Kopi

Setelah sempat menjadi kurir, pilot asal Inggris ini memutuskan membuka kedai kopi.

Liputan6.com, Jakarta Sudah banyak pekerja di dunia penerbangan kehilangan pekerjaan mereka di masa pandemi corona Covid-19. Salah seorang yang kehilangan pekerjaan alias di-PHK adalah Joe Townshend, seorang kapten pilot termuda di salah satu maskapai penerbangan Inggris, Thomas Cook.

Meski kehilangan pekerjaan sebagai pilot, ia tak patah semangat. Joe memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Ia mendirikan warung kopi atau kedai kopi yang kini ramai pengunjung.

Meski begitu ia harus melalui beberapa momen yang tidak mengenakkan. Dilansir dari Aerotime, 11 Februari 2021, Joe harus kehilangan pekerjaannya ketika perusahaan perjalanan yang telah berusia 178 tahun itu bangkrut pada akhir 2019 lalu. Namun pada Januari 2020, Joe Townshend kembali bekerja sebagai kapten untuk Titan Airways.

Sayangnya, tiga bulan kemudian, ia harus rela kehilangan pekerjaannya lagi karena pandemi juga berdampak pada Titan Arways. Mereka harus memutus kontrak sejumlah karyawan, terutama mereka yang masih baru seperti Joe.

"Bagaimana ini bisa terjadi lagi? Setelah apa yang terjadi di Thomas Cook, saya tidak bisa kehilangan pekerjaan lain dalam waktu yang singkat dan berdekatan," kenang pria yang saat ini berusia 33 tahun itu.

Setelah ia diberhentikan kerja, saat itu ia mulai bekerja sebagai kurir pengiriman untuk sebuah supermarket online setempat. Karena memiliki dua orang anak yang berusia empat tahun dan satu tahun, ia memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan dari negara bagian Inggris.

Joe Townshend sempat berpikir selama beberapa tahun untuk mendirikan bisnis di industri kopi. Pada akhirnya, ia berhasil membuka kedai kopinya sendiri, Altitude Coffee London, pada awal tahun ini, setelah sebelumnya melakukan persiapan selama sembilan bulan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Ingin Bisa Terbang Lagi

Saat ini ia juga sudah punya mesin kopi sendiri dan merekrut beberapa karyawan untuk membantunya. Namun Townshend selalu bermimpi menjadi pilot. Bahkan saat dirinya masih remaja, Townshend bekerja di lapangan udara setempat untuk mencuci dan mengisi bahan bakar pesawat ringan.

"Penerbangan akan selalu menjadi hasrat utama saya dalam hidup ini dan saya ingin sekali mendapatkan kesempatan untuk bisa terbang lagi," ucap Joe Townshend sambil berharap bisa tetap melanjutkan bisnis kopinya.

Sementara itu, sebuah survei dilakukan kepada 2 600 pilot di berbagai maskapai penerbangan oleh GOOSE Recruitment yang berbasis di Inggris, dan kantor berita FlightGlobal, baru-baru ini. Survei yang dirilis pada 28 Januari 2021 tersebut, menunjukkan bahwa hanya ada 43 persen pilot di dunia yang masih melakukan pekerjaannya.

Sedangkan sisanya, 30 persen telah menganggur, 17 persen cuti, dan 10 persen mengisi posisi peran non-terbang. Banyak pilot yang masih terbang, melaporkan mereka menghadapi kondisi kerja yang buruk, karena mendapatkan pemotongan gaji.

Cathay Pacific Airways Hong Kong misalnya, dampak pandemi membuat mereka memberlakukan pemotongan gaji permanen hingga 58 persen, dan Turkish Airways serta Singapore Airlines juga telah menurunkan gaji pegawainya untuk sementara.

3 dari 3 halaman

6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat