Liputan6.com, Jakarta - Salah satu film fiksi-ilmiah tersukses dan masih sering dibicarakan sampai saat ini adalah The Matrix. Film yang dirilis pada 1999 itu bahkan dianggap menginspirasi para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi terbaru.
Dalam film yang dibintangi Keanu Reeves tersebut, manusia dijadikan sumber energi listrik sehingga menjadi semacam baterai untuk menggerakkan robot-robot yang diceritakan telah menguasai dunia, termasuk menguasai manusia.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, sejumlah ilmuwan telah mengembangkan perangkat yang dapat menggunakan tubuh manusia untuk menggantikan energi baterai. Dilansir dari laman JapanToday Minggu, (14/2/2021), seorang peneliti di University Of Colorado, Amerika Serikat, Boulder telah menciptakan gawai ramah lingkungan yang menuai panas tubuh dan mengubahnya menjadi energi.
Para pecinta teknologi dapat memasang pelacak kebugaran dengan mengenakan gelang dan cincin elektronik. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, teknologi ini berbahan elastis yang berisi chip termoelektrik yang mengubah panas tubuh menjadi energi listrik.
"Perangkat termoelektrik dapat memberikan daya terus menerus ke perangkat yang dapat dikenakan dan berpotensi dapat menggantikan baterai di masa depan," kata penulus senior surat kabar, Jianliang Xiao.
Ide tersebut tentu tidak asing bagi pecinta film The Matrix. Teknologi terbaru ini juga menyimpulkan tubuh manusia bisa menggerakkan listrik sebanyak 100 watt dalam posisi diam atau saat beristirahat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisa Hidupkan 2 Laptop
"Kami berharap teknologi ini, setidaknya dapat menyelesaikan masalah pencemaran limbah elektronik," kata Boulder. Ia juga berharap alat tersebut dapat didaur ulang sepenuhnya.
Melalui gelang dan cincin tersebut, energi listrik manusia bisa tersalurkan dengan maksimal dan diperkirakan bisa menghidupkan daya dua buah laptop.
Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan jumlah daya yang diproduksi dan memungkinkan produksi massal tersebut dapat dijual dalam lima hingga 10 tahun mendatang. "Tapi ingat, jangan beri tahu robot, kami tidak ingin mereka mendapat ide dari teknologi ini," ucap Xiao. (Muhammad Thoifur)
Advertisement