Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat kita lebih banyak berada di rumah. Bagi yang terbiasa berpergian, terutama di Jakarta, tentu kangen dengan hiruk pikuk ibu kota Indonsia ini.
Padatnya lalu lintas, lampu-lampu mobil yang menyala, menghiasi pemandangan di jalan protokol Jakarta setiap jam pulang kerja mungkin jadi pengalaman yang dirindukan setelah pandemi menyapa.
Advertisement
Baca Juga
Untuk menuntaskan kerinduan terhadap suasana Jakarta yang ramai dan sibuk, Anda bisa menonton video 360 derajat destinasi-destinasi wisata yang ada di laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, salah satunya Jakarta.
Dilansir dari Antara, 13 Februari 2021, video singkat yang diiringi musik latar ceria dibuka dengan pemandangan jalan layang pada siang hari, memperlihatkan suasana Jakarta yang sibuk sepanjang hari dengan kendaraan yang terus berlalu lalang.
Kamera kemudian bergerak, mengajak penonton melewati flyover Kuningan, kemudian berpindah ke suasana pinggir pantai di Ancol. Ditemani semilir angin laut, terlihat gondola Ancol menghiasi langit, pemandangan untuk orang-orang yang sedang menanti datangnya senja.
Kamera kembali berpindah lokasi, kali ini dengan pemandangan malam hari dari tempat ikonik di Jakarta: Bundaran Hotel Indonesia (HI). Dari sudut pandang Patung Selamat Datang, lampu-lampu semarak dari kendaraan yang berseliweran di salah satu tempat populer untuk memotret itu bisa dinikmati untuk menuntaskan rasa kangen beraktivitas seperti dahulu kala.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wisata Virtual
Air mancur dan lampu warna-warni di Bundaran HI memperindah suasana, menutup jalan-jalan virtual yang bisa dilakukan dari rumah. Tak hanya Jakarta, Kemenparekraf juga membuat wisata virtual mulai 30 Januari hingga 28 Februari 2021 yang tayang di saluran Youtube Pesona Indonesia.
Ada 10 desa wisata yang ditampilkan dalam tur virtual ini. Ada Pulau Banyak – Aceh Singkil, Desa Belibak – Kepulauan Anambas, Desa Karangduwur- Kebumen Kawasan, Desa Wisata Nanas Madu – Pemalang dan Desa Bayan – Lombok Utara.
Lalu ada Kawasan Kabola – Pulau Alor, Desa Aisandami – Teluk Wodam, Desa Bajo Mola – Kepulauan Wakatoba, Desa Ngilngof – Kepulauan Kei, dan Desa Sebujit– Bengkayang.
Desa-desa ini dipilih berdasarkan keunikan dalam segi geografis, budaya, maupun aktivitas atau pengalaman yang ditawarkan, belum atau masih jarang diketahui.
Desa wisata menjadi salah satu prioritas kerja dari Kemenparekraf pada tahun ini. Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan hingga 2024, akan mengembangkan 244 desa wisata agar maju, mandiri dan tersertifikasi.
Advertisement