Liputan6.com, Jakarta - Tempat ngopi yang mengangkat konsep alami terus bermunculan. Di antara yang teranyar adalah Kopi Nako Kuntum yang baru beroperasi 27 Januari 2021. Warung kopi itu berlokasi di Jalan Tajur, Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur.
Kopi Nako Kuntum diklaim berbeda dari beberapa cabang Kopi Nako yang sudah ada. Perbedaannya terletak pada lokasinya.
"Lokasi Kopi Nako ini dikelilingi banyak pohon rindang dan menjadi salah satu outlet Kopi Nako yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan Air Conditioner (AC) sama sekali," ujar Chrisnawati Novia, Head Markom Kopi Nako Kuntum, kepada Liputan6.com, Selasa, 9 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengakui situasi pandemi menginspirasi penataan interior Kopi Nako terbaru, yakni memaksimalkan area luar ruang sebagai tempat berkumpul. Nantinya, outlet-outlet Kopi Nako yang baru juga akan mengadopsi gaya serupa.
"Bukankah lebih segar bisa ngopi di bawah pohon dengan cuaca yang sejuk seperti di Kuntum ini? Itulah yang jadi daya tarik," tambahnya.
Potongan kaca bening yang biasa disebut kaca nako mendominasi seluruh bagian temboknya. Bukan sekadar menambah artistik, penggunaan kaca nako juga memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam ruang. Hal itu membuat bangunan lebih berkelanjutan dan hemat energi sehingga tak perlu lagi menggunakan lampu dan pendingin udara saat siang hari.
Sementara, interior bangunan mengadopsi konsep dengan modern minimalis, dengan langit-langit yang tinggi dan kaca khas Nako yaitu kaca Louvre. Penataan itu menghasilkan kesan mewah.
Namun, Kopi Nako sebenarnya hanya warung kopi yang dikemas modern dan kekinian. Nama Nako merupakan singkatan dari kata nasi dan kopi.
"Dari segi menu makanan dan minuman kami membawa Warung Nako Mini di sini dan membawa sedikit menu-menu teh jamu yang ada dari outlet Kopi Nako Rumah Sangrai," jelas Chrisna.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perluasan Bisnis Warteg
Chrisna menjelaskan Kopi Nako merupakan perluasan bisnis dari Warung Nako. Di Warung Nako, Anda bisa merasakan suasana warteg lengkap dengan etalase kaca yang memajang lauk pauk dan sayuran di dalam etalase kaca.
"Kelokalan ini lah yang membuat kami membangun Warung Nako, di mana kami membuat warteg modern. Dan seperti warteg pada umumnya, di samping warteg pasti ada warkop atau warung kopi. Oleh karena itulah ada Kopi Nako. Dan saat ini seiring dengan perkembangan bisnis yang lebih mudah dikembangkan adalah Kopi Nako," dia menerangkan.
Kedai kopi ini menyuguhkan seduhan kopi bercita rasa lokal. Kopi andalan warung tersebbut adalah Es Kopi Nako. Anda juga bisa memilih Es Kopi Nako Duren bila ingin rasa yang berbeda atau Kopi Tubruk Kuntum yang disajikan panas.
"Kalau bukan kopi bisa pesan Rosberi dan Teh Violet. Kalau mau yang hangat bisa pesan Kopi Tubruk Kuntum dan Wedang Masa Lalu," saran Chrisna.
Terdapat pula sederet pilihan camilan lokal untuk menemani waktu ngopi, seperti pisang goreng, gabin, cireng, dan donat kepang. Ada pula beragam rice bowl bila ingin makan berat. Harganya terbilang terjangkau, mulai dari Rp21 ribu per gelasa hingga Rp105 ribu per liter. Sementara, harga makanan dipatok mulai dari Rp15 ribu hingga Rp30 ribu.
Mengingat beroperasi di tengah pandemi Covid-19, dia mengklaim tempatnya telah menerapkan protokol kesehatan, yakni dengan mengecek suhu pengunjung dan mewajibkan tamu mencuci tangan sebelum masuk serta memakai masker. Ia juga mengaku sudah membatasi kapasita pengunjung hingga 50 persen atau sekitar 200 orang, dari kapasitas maksimum berkisar 300-400 orang.
Meski begitu, ia mengakui Kopi Nako belum tersertifikasi CHSE sebagai jaminan restoran benar-benar menerapkan protokol CHSE secara ketat. "Sampai saat ini belum ada rencana untuk mengajukan sertifikasi," kata Chrisna. (Melia Setiawati)
Advertisement