Liputan6.com, Jakarta - Rambut rontok menjadi masalah yang dialami tak sedikit orang. Penyebabnya sangat beragam. Di antara beragam alasan, tahukah Anda bahwa pola diet juga bisa memengaruhi tingkat kerontokan rambut?
Ahli gizi, Winda Ekayanti, M.Nut Diet, APD mengatakan bahwa 70 persen makanan yang masuk lewat mulut bakal memengaruhi kesehatan tubuh. "Makanan ini mengandung nutrisi-nutrisi berbeda yang kemudian dimanfaatkan untuk membentuk metabolisme atau dibakar jadi tenaga," katanya dalam jumpa pers virtual, Kamis, 18 Februari 2021.
Berkaca pada ragam peran nutrisi tersebut, kekurangan beberapa di antaranya akibat pola diet, bisa saja menyebabkan rambut rontok. "Selain rambut rontok, kulit juga biasanya akan jadi lebih kusam. Bila malnutrisi terjadi dalam jangka panjang, nantinya bakal berbahaya bagi kesehatan organ tubuh," imbuh Winda.
Advertisement
Baca Juga
Ia menyambung, setidaknya ada empat nutrisi utama dalam mencegah kerontokan rambut. Pertama, protein. Asam amino, kata Winda, adalah jenis protein yang tak bisa diproduksi di dalam tubuh. Maka itu, pemenuhannya harus dari makanan sehari-hari, nabati maupun hewani.
Kemudian, zat besi. Nutrisi satu ini dijelaskan sanggup menjaga keseimbangan kesehatan kulit kepala. Perempuan karena punya siklus menstruasi disebut paling rentan kekurangan zat besi. Karenanya, asupan nutrisi ini harus benar-benar diperhatikan. "Kalau perlu tambah suplemen (mengandung zat besi) untuk menghindari risiko anemia," tuturnya.
Selanjutnya, vitamin B kompleks, salah satunya biotin, untuk menjaga kualitas jaringan rambut dan kulit kepala. Terakhir, vitamin C yang kaya akan antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas, termasuk dari paparan sinar matahari.
"Vitamin C juga melindungi batang rambut, serta membantu penyerapan zat besi dan pembentukan kolagen," papar Winda melengkapi nutrisi dalam pola diet cegah kerontokan rambut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bantu dengan Perawatan Rambut
Tyna Kanna Mirdad jadi salah satu yang mengaku sempat mengalami kerontokan rambut di masa pandemi COVID-19. "Mungkin karena stres, harus adaptasi dengan keadaan baru," katanya di kesempatan yang sama.
Narasi senada pun diutarakan Sitoresmi, Senior Education Manager Kerastase Indonesia. Kerontokan rambut, kata Sitoresmi, juga biasanya dialami para perempuan yang baru menjalani perubahan tertentu.
"Misal, baru mulai berhijab. Juga, bisa disebabkan stres fisik, seperti proses melahirkan, kelelahan, dan kurang istirahat. Kemudian, stres psikis. Contohnya, sedih berlebihan," tuturnya.
Di samping menerapkan pola diet yang tepat, pihaknya juga memberi solusi dengan menghadirkan rangkaian Kerastase GENESIS, di mana perawatan rambut ini diklaim mengurangi kerontokan rambut hingga 84 persen. Product Manager Kerastase Indonesia, Marvin Pramudita, menjelaskan bahwa rangkaian perawatan rambut rontok ini memanfaatkan tiga bahan utama, yakni Ginger Root, Edelweiss Native Cells, dan Aminexil.
Ginger Root dikenal mampu melindungi, serta memperlancar sirkulasi darah dan nutrisi di kulit kepala, sehingga membuat kulit kepala lebih sehat dan resilien. Lalu, Edelweiss Native Cells dengan manfaat utama menghidrasi dan melindungi rambut dari agresi eksternal, mencegah kerusakan serat rambut, serta mengurangi kemungkinan rambut rontok karena patah.
"Kemudian, Aminexil 1.5 persen yang berperan membantu memperkuat akar rambut dan mencegah pengerasan kolagen di sekitar folikel akar rambut," tuturnya. Rangkaian produknya terdiri dari dua jenis sampo, di mana yang satu untuk rambut tipis dan mudah berminyak, sementara satunya dikhususkan bagi rambut berhelai tebal, serta cenderung kering.
Juga, terdapat kondisioner, serum harian, serum spray yang dipakai sebelum styling rambut, masker yang direkomendasikan dipakai seminggu sekali, dan ampoule. "Ampoule dipakai selama masa kerontokan paling parah setiap hari di kulit kepala dan setelah enam minggu hasilnya bisa terlihat," kata Sitoresmi.
Advertisement