Liputan6.com, Jakarta - Tak perlu berpikir jauh dalam merefleksi semangat Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh setiap tanggal 21 Februari. Pasalnya, Anda juga bisa turut mengambil "tongkat estafet kebaikan" untuk secara konkret mengolah sampah dengan lebih bijak.
Dimulai dari diri sendiri, langkah awal yang bisa dilakukan, yakni membiasakan memilah sampah di rumah. Menormalisasi agenda ini kian seru, mengingat tak sedikit pihak menawarkan semacam insentif berdasarkan jenis sampah yang dikumpulkan.
Tiga di antaranya, yakni Mountrash, Duitin, dan Waste4Change. Hana Nur Auliana, Head of Communication & Engagement Waste4Change, menjelaskan bahwa pemberian reward merupakan salah satu cara meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat dalam pemilahan dan pengumpulan sampah daur ulang.
Advertisement
Baca Juga
"Hal ini juga didukung kebutuhan dari beberapa brand yang memiliki tujuan sama, yaitu pengumpulan kemasan bekas dari para konsumen mereka," katanya melalui pesan pada Liputan6.com, Jumat, 19 Februari 2021. Sementara itu, CMO, sekaligus co-founder Mountrash, Titik Nuraini, menjelaskan, masih banyak orang yang belum memahami bahwa sampah punya nilai ekonomi.
Sehingga, sambung Eni, sapaan akrabnya, mereka bermaksud merevolusi mental anak bangsa agar peduli dan mengelola sampah dengan cara yang mudah, sekaligus menguntungkan bagi sesama dan semesta. Di samping, banyak bank sampah yang tak bisa berjalan baik karena terkendala operasional.
Catatan lainnya adalah masih marak impor bahan baku sampah untuk industri daur ulang di Indonesia. Adijoyo dari tim Duitin menyambung, masyarakat Indonesia cenderung tertarik dengan reward untuk melakukan daur ulang sampah.
"Hal ini berhubungan dengan UU No. 18 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga (JAKSTRANAS dan JAKSTRADA), termasuk peraturan di bawahnya, seperti Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati yang menyebutkan adanya insentif dan disinsentif," tuturnya melalui pesan, Jumat, 19 Februari 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengaruhnya pada Antusias Memilah Sampah
Inisiatif pemberian insentif, kata Adi, memberi angin segar pada upaya kolektif daur ulang sampah. "Jujur saja kami cukup kaget dengan antusias masyarakat Indonesia yang ingin melakukan daur ulang. Ternyata banyak sekali masyarakat yang sudah lama ingin mulai memilah sampah dan daur ulang, tapi masih bingung harus mulai dari mana dan ke mana," tuturnya.
Ia menyambung, banyak pengguna Duitin yang melihat reward sebagai bonus, perspektif utamanya adalah berpartisipasi dalam #GerakanDaurUlang itu sendiri. Pihaknya juga menginisiasi lencana sebagai bentuk pencapaian yang bisa dibagikan di media sosial. Misal, jika sudah mendaur ulang dengan total 50 kilogram (kg), pengguna akan mendapatkan lencana '50kgs'.
Narasi serupa juga diungkap Hana. Berawal dari pemberian insentif, publik jadi lebih mengerti tujuan akhir memilah sampah, yaitu menjaga Bumi dan hal ini adalah tanggung jawab dari setiap orang.
Tapi, tak dielaknya bahwa sebagian masih mencari insentif dalam pemilahan sampah. Sehingga, ketika tak ada insentif atau nilainya kurang menarik, mereka tak lagi memilah sampah.
Advertisement
Jenis Sampah yang Diterima
Eni menjelaskan, pemberian insentif di Mountrash hitungannya terdiri dari satuan atau per kg. "Harga sudah tertera, jadi tinggal input sesuai jumlah barang karena total nominalnya pun sudah langsung bisa dilihat," katanya.
Langkah-langkahnya juga telah didesain sedemikian rupa supaya mudah dan aman melalui aplikasi ponsel. "Jenis sampahnya ada beberapa kategori yang kami siapkan, yaitu plastik, kertas, metal, kaca, elektronik, dan organik, seperti sayur, buah, nasi, daging, tulang, dan minyak jelantah," paparnya.
Sedangkan, pengguna Duitin akan mendapat reward berdasarkan jenis dan bobot sampah daur ulang yang sudah terkumpul. Kategori sampahnya meliputi plastik; gelas plastik, botol minuman ringan atau mineral dari kecil sampai ukuran galon, botol sampo dan sabun, kemasan kosmetik, bumbu dapur, botol minyak goreng, botol oli, dan barang-barang serupa.
Kemudian, kardus, karton, kertas, buku, majalah, dan koran. Disusul kaca yang terdiri dari botol kecap, botol sirup, botol kemasan kosmetik, parfum, dan botol minuman.
 Juga, minyak jelantah, boks multilayer, dan kotak bekas susu.

Kaleng minuman aluminium, seperti kaleng soda dan minuman energi pun diterima. "Nah di sini kami memberi pengalaman memilah yang cukup mudah karena jenis-jenisnya tak terlalu spesifik. Jadi, siapa pun dengan mudah bisa melakukannya," kata Adi.
"(Melalui aplikasi ponsel) tinggal tentukan jenis sampah daur ulang yang dimiliki, tentukan estimasi beratnya, tentukan lokasi penjemputan, dan tentukan juga waktu penjemputannya. Tak perlu khawatir dalam menakar beratnya karena Duitin Picker akan melakukan penimbangan ulang di lokasi. Tapi, pastikan setidaknya sudah mencapai 3 kg untuk satu kategori sampah," Adi menjelaskan.
Soal insentif, Hana menjelaskan, ada yang dihitung per kg ada juga yang per buah. "Tergantung ketentuan brand," ungkapnya. Alurnya pun kurang lebih sama, yakni dimulai dengan menyiapkan produk yang akan dikirim dengan mengemasnya ke dalam kardus atau boks.
"User masuk ke halaman program, memasukkan data diri, dan menentukan titik tujuan pengiriman. User akan mendapat kode unik yang perlu dicantumkan di kardus. User memilih jasa logistik yang akan digunakan dan membayar biaya kirim. Paket berisi kemasan atau produk bekas dikirim. Waste4Change menerima paket dan memverifikasi. User akan menerima poin reward yang bisa ditukarkan," paparnya.
Reward yang diterima, imbuh Hana, berbeda-beda, bergantung pada program yang diikuti pengguna. Insentif ini sendiri nantinya dapat diubah jadi bentuk lain, seperti pulsa maupun voucer e-money. "Secara keseluruhan, ada sekitar 6,2 ribu pengguna yang sudah menggunakan layanan ini," ujarnya.
Sampah Bakal Dikemanakan?
Sampah anorganik yang Waste4Change kumpulkan, Hana mengatakan, akan disortir lebih detail. Misal, plastik akan dipilah berdasarkan material dasar atau warna, pun dengan kertas, kaca, dan kategori sampah lain.
Setelah itu, beberapa material akan diproses, seperti dilakukan pengepresan, sampai mereka mengirimkan sampah ke mitra yang akan mendaur ulang masing-masing material.
Meneruskan sampah anorganik ke mitra daur ulang juga dilakukan Duitin. "Kami juga memastikan hasil daur ulang dapat diserap dengan baik oleh masyarakat atau industri lain agar terjadi ekonomi sirkular. Jadi, bukan gimmick semata," tuturnya.
Proses pemilahan lebih detail juga dilakukan guna menjaga kualitas sampah daur ulang. Kemudian, dicacah untuk jadi plastic flakes yang nantinya bisa dilebur atau jadi biji plastik guna dimanfaatkan berbagai macam industri.
Sementara, Eni menjelaskan, pihak Mountrash tengah menyiapkan pusat edukasi sampah di Buperta Cibubur untuk mengolah sampah daur ulang jadi budidaya maggot.
Advertisement
Inovasi dalam Mendorong Pemilahan Sampah
Hana menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan skema reward yang lebih terintegrasi menggunakan sistem IT web apps terbaru.
"Web apps ini selalu kami perbaharui agar brand atau produsen yang ingin melakukan tanggung jawab terhadap kemasan bekas konsumsi dapat dengan mudah menjangkau konsumen dalam melakukan edukasi maupun pengumpulan sampah," tuturnya.
Sedangkan, Mountrash berkomitmen mengikuti kebutuhan pasar dan memberi fasilitas lebih baik agar masalah sampah bisa teratasi dari sumbernya. "Sehingga tak akan lagi (kasus) pencemaran lingkungan di sekitar kita, baik itu darat, sungai, dan laut," katanya.
Infografis Rantai Nilai Sampah
Advertisement