Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi Covid-19 membuat Jepang melancarkan beragam imbauan kepada warganya. Salah satunya menargetkan restoran yang dianggap sebagai salah satu tempat berisiko utama infeksi karena orang harus melepas masker untuk makan.
Dilansir dari laman Japan Today, Senin (22/2/2021), beberapa pemerintah daerah telah meminta restoran tutup lebih awal, yakni pukul 8 malam, guna mencegah pengunjung minum minuman keras secara berlebih. Kini, warga Jepang diminta untuk berlatih mokushoku, atau "makan dalam diam", kapanpun mereka makan di restoran. Untuk itu, Kyoto memperkenalkan manga atau komik Jepang empat panel untuk membantu mempromosikan kebiasaan baru itu.
Advertisement
Baca Juga
Pada panel pertama, karakter bernama Isamu memasuki restoran ramen dan menyadari suasana yang tenang, meski ada keluarga yang makan di dalamnya. Terdapat poster biru di dinding sebelah mereka yang tertulis mokushoku dalam huruf kanji, yang meminta orang untuk makan dalam diam.
Poster biru tersebut banyak digunakan belakangan ini di restoran dan telah dibagikan secara luas di media sosial. Saat Isamu menunggu pesanannya, ia meihat keluarga itu berkomunikasi dengan senyuman dan gerakan tangan mengekspresikan pemikiran mereka tentang betapa enaknya makanan itu.
Dua anggota keluarga saling mengacungkan jempol, sedangkan anggota keluarga lainnya meletakkan tangan mereka di atas kepada membentuk lingkaran maru, sebuah isyarat yang berarti "baik" di Jepang. Isamu berpikir "Jadi ini pasti makan dalam diam. Ini bagus".
Ketika Isamu menyantap ramen, ia mengikuti contoh yang ditunjukkan oleh keluarga itu, mengacungkan jempol kepada staf dan staf pun membalas dengan senyum. Isamu merasa makanan yang dinikmati dalam diam benar-benar enak.
Isamu melihat keluarga itu meninggalkan restoran. Setelah itu, ketika mereka berada di luar dengan masker menutupi wajah mereka berbicara satu sama lain, menyebut makanannya enak dan mereka ingin kembali lagi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pro Kontra Makan Tanpa Bicara di Kyoto
Panel terakhir ini turut mengajak semua orang untuk "Lakukan apa yang Anda bisa saat Anda bisa, sedikit demi sedikit". Panel dibuat dengan alternatif langkah demi langkah untuk bicara pada siapa saja yang bingung dengan arti mokushoku.
Kyoto pun ingin semua orang mengikuti pedoman itu saat makan di luar. Meski baik secara teori, ide tersebut justru dikritik banyak warganet. "Wow, ini tidak cocok untukku," tulis seorang warganet.
"Melihat Kyoto mengirimkan pesan seperti ini membuatku tidak ingin pergi ke sana," lanjut warganet lainnya.
"Saya merasa kasihan dengan restoran di Kyoto. Pasti sulit bagi mereka untuk mengikuti ini karena kota sedang mempromosikannya," tambah warganet lain.
"Siapa yang mau makan di luar jika Anda tidak bisa bicara? Saya tidak ingin pergi ke tempat yang membuat saya takut untuk berbicara," jelas warganet.
Namun di sisi lain, ada pula yang mendukung kebijakan ini. "Saya tidak mengerti mengapa ini mendapatkan begitu banyak kritik. Bukankah kota ini hanya mencoba melindungi semua orang?" jelas seorang warganet.
"Ini adalah cara terbaik untuk menyelamatkan ekonomi dan sistem medis saat ini," dukung seorang warganet.
"Setelah Anda terbiasa dengan mokushoku, bahkan anak-anak pun dapat melakukannya, sebenarnya tidak terlalu sulit," jelas warganet lain.
Advertisement