Liputan6.com, Jakarta - Selama masa pandemi corona Covid-19, sebagian orang diyakini sudah merasa sangat jenuh tidak bisa keluar rumah, terutama mereka yang suka bepergian. Banyak studi merekomendasikan masyarakat sebaiknya menghindari tempat-tempat umum yang ramai untuk mencegah penularan virus corona. Tapi mungkin dengan pergi ke museum bisa jadi salah satu solusi mengatasi kebosanan.
Seperti dilansir dari laman Fox News, 26 Februari 2021, studi terbaru dari Berlin Institute of Technology (TU Berlin) di Jerman menyatakan risiko terinfeksi Covid-19 melalui partikel aerosol di museum jauh lebih rendah dibanding di supermarket, restoran, kantor, atau moda transportasi umum.
Advertisement
Baca Juga
Alasannya, saat mengunjungi museum kita harus menerapkan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker. Kemudian museum hanya terisi 30 persen dari total kapasitas. Ini menunjukkan bahwa museum menjadi yang terendah terkena paparan Covid-19 dibandingkan jenis aktivitas lainnya di dalam ruangan.
Aktivitas lainnya di dalam ruangan itu seperti bersantap di restoran, olahraga di gym, berenang di kolam renang indoor, menonton di bioskop, berbelanja di supermarket, bekerja di kantor, hingga kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Disebutkan lebih lanjut, variabel yang dipertimbangkan dalam studi tersebut adalah kualitas aliran udara, jenis aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan, serta takaran partikel aerosol yang dihirup orang di dalam ruangan.
"Yang jelas dari studi ini adalah situasi di mana banyak orang berkumpul di dalam ruangan yang terbatas. Di sana kita tidak bisa mendapatkan ventilasi yang memadai. Ini akan selalu jadi situasi yang tak menguntungkan," ujar Martin Kriegel, pemimpin studi terbaru tersebut.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Museum Masih Banyak Ditutup
Â
Studi ini juga menyebutkan bahwa aktivitas seperti berbelanja makanan, ke restoran dan makan di dalam ruangan, atau olahraga di gym punya risiko penularan Covid-19 dua kali lipat daripada mengunjungi museum.
Hal itu tidak terlalu mengejutkan, karena museum biasanya memang selalu membatasi pengunjung dan punya berbagai aturan yang cukup ketat, bahkan sebelum ada pandemi.
Misalnya, situasi museum harus selalu tenang, tidak boleh makan dan minum dan tidak boleh berisik selama kita berada didalamnya. Ironisnya, sejumlah museum di beberapa negara termasuk di Eropa dan Amerika, justru banyak yang tutup sementara di masa pandemi ini.
Advertisement