Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berencana mendirikan badan amal guna mendanai rencana renovasi rumah dinas di Downing Street, yakni kediaman resmi PM Inggris. Namun, banyak pihak menilai hal itu mengerikan dan ilegal.
Rumah dinas di Downing Street No. 10 berada di bawah tekanan. Mereka didesak untuk merilis rincian biaya renovasi resmi rumah dinas PM Inggris yang dibuat oleh tunangannya, Carrie Symonds.
Advertisement
Baca Juga
Melansir Daily Mail, Rabu, 3 Maret 2021, Sir Alistair Graham, mantan Kepala Komite Standar dalam Kehidupan Publik, mengatakan bahwa mendirikan sebuah badan amal untuk menutupi biaya dapat melanggar aturan. Selain itu, buruh juga menuntut Perdana Menteri untuk berterus terang tentang biaya pekerjaan dan cara pembayarannya.
Namun, Downing Street menolak menanggapi permintaan konfirmasi Daily Mail pada 2 Maret 2021. Yang jelas, saat ini Johnson sedang mencoba untuk menyiapkan dana untuk membiayai pekerjaan tersebut. Johnson mengaku akan mengungkapkan biaya renovasi dalam laporan tahunan Kantor Kabinet, tetapi tidak menyebut kapan laporan akan diterbitkan.
Badan amal yang diusulkan untuk melestarikan rumah dinas No. 10 dan No. 11 di Downing Street ini didasari oleh ucapan Presiden AS untuk mendanai desain interior, barang antik dan seni. Namun, hal tersebut berisiko menciptakan konflik kepentingan.
Sir Alistair juga mengatakan bahwa proposal itu bisa ilegal karena menguntungkan Perdana Menteri secara langsung. Ia menyatakan rumah dinas merupakan bangunan ikonis Inggris sehingga membutuhkan perawatan yang tepat untuk melestarikannya bagi semua PM di masa depan.
"Tapi itu harus keluar dari dana publik dan tidak akan melibatkan pasangan Anda sebagai seorang desainer," ujarnya.Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dituding Beli Perabotan Mahal Karya Desainer
Kritikan tajam juga datang dari anggota parlemen Partai Buruh Sarah Owen. Ia menulis surat kepada Perdana Menteri yang berisi, "Apakah menurut Anda pantas bagi donor Partai Konservatif untuk melakukan pembayaran langsung kepada Anda?"
"Orang Inggris dengan tepat mengharapkan kejujuran, integritas dan transparansi dalam hal membelanjakan uang publik," dia menambahkan.
Anggota Parlemen Partai Buruh lainnya, Catherine McKinnell menyebut bila PM Inggris jadi mendirikan badan amal untuk merenovasi rumah dinas, hal tersebut merupakan aib besar. Sementara, Kepala Lib Dem, Wendy Chamberlain meminta agar PM Inggris menanggung sendiri biaya renovasi bila berkeras untuk memenuhi selera yang mahal.Â
Dalam satu pertemuan, diketahui bahwa anggaran maksimum untuk renovasi rumah dinas PM adalah 30.000 poundsterling atau Rp596 juta dalam setahun. Anggaran diperoleh dari dana pajak masyarakat.
Sementara, sumber mengungkapkan Boris Johnson sedang berjuang mendanai renovasi rumah dinasnya yang dirancang oleh Carrie Symonds, tunangannya. Dia secara pribadi mengeluhkan biayanya yang disebut 'benar-benar di luar kendali'. Sumber juga menyebut Symonds telah memesan 'pelapis dinding emas'.
Sang tunangan dikabarkan terinspirasi menata interior rumah dinas PM Inggris oleh gaya desainer interior Lulu Lytle. Ia merupakan pendiri dan direktur Soane Britain, yang membuat furnitur 'berdasarkan kerajinan tradisional, termasuk pandai besi'.
Desainer interior yang dikatakan menjadi inspirasi bagi perbaikan Boris Johnson dan Carrie Symonds ini telah mendekorasi beberapa rumah termegah di London dan memiliki setidaknya satu klien kerajaan di antara para pelanggannya yang kaya. Lytle sangat menyukai rotan, dan ketika perusahaan Soane ini meluncurkan dan menghidupkan kembali bengkel tenun rotan terakhir di Inggris, Pangeran Charles datang untuk berkunjung dan menawarkan dukungannya.
Sejumlah perabot yang dibuat Soane di antaranya tempat lilin berbentuk cangkang tiram berbahan kuningan seharga 1.500 pound sterling atau Rp29 juta per unit. Ada pula Sofa Beruang dibuat oleh pengrajin Inggris yang membuat bingkai kayu siap untuk dipangkas dengan tangan, dijahit tangan, dan dilapisi dengan bantal bulu dan bulu angsa. Sofa ini memakai kulit sapi merah ceri dengan seharga 19.950 pound sterling atau Rp 397 juta.
Selain itu, Lentera Burung Hantu dengan lapisan 'bulu' kuningan yang dipotong dan dilas oleh perajin perak Sheffield seharga 11.600 pound sterling atau Rp230 juta dan pelapis dinding Dianthus yang harganya 840 pound sterling atau Rp16 juta per lembar. (Melia Setiawati)
Advertisement