Liputan6.com, Jakarta - Menggandeng seniman instalasi Indonesia, Mulyana, brand lokal, K.A.L.A Studio, merilis koleksi bertajuk "Unity in Diversity." Tema itu menceritakan imaginasi dunia bawah laut melalui karya The Mogus Colony yang menggambarkan keberagaman makhluk di dalamnya.
Lebih lanjut, penggambarannya mencerminkan arti persatuan dengan segala dinamika dan keselarasan. Karya ini, berdasarkan keterangan resmi pada Liputan6.com, baru-baru ini, jadi catatan tersendiri dalam perjalanan tahun 2020, di mana masyarakat dunia harus beradaptasi dengan berbagai sendi kehidupan akibat pandemi COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Proyek kolaborasi dengan lini mode lokal ini didedikasikan Mulyana sebagai karya pembuka di 2021, yang akan jadi tahun serba kolaborasi baginya. Ini senada dengan prinsip K.A.L.A Studio yang sejak awal selalu mengedepankan kolaborasi dengan beragam seniman dalam wujud koleksi busana.
"Unity in Diversity" ingin menyampaikan pesan bahwa perbedaan karakter dan keberagaman bukan jadi penghalangan untuk dapat bersatu. Juga, di masa krisis dengan segala keterbatasan, karya kreativitas tetap dapat terwujud.
Pada volume satu, kolaborasi K.A.L.A Studio X Mulyana terdiri dari lima corak, yaitu Jellyfish, Coral Nation, Lonely Creature, Oopsy Daisy dan Cheer-ful Creature.
Kelimanya dijelaskan menggambarkan suasana hati setiap individu di masa pandemi. Warna hitam jadi simbol betapa terkejutnya dunia saat pandemi hadir, dan banyak hal yang harus sesaat terhenti. Sentuhan warna-warna cerah dari potongan koral dan The Mogus jadi perumpamaan bahwa masih adanya harapan untuk terus melanjutkan hidup di tengah kegelapan.
Melalui koleksi ini, pihaknya ingin konsumen merasakan adanya peningkatan semangat, gairah, dan ambisi dari setiap corak di tengah kegelapan.
Sementara, wujud-wujud monster unik hasil kolaborasi dari potongan The Mogus yang dikreasikan Dvita Mahendra, in-house illustrator dari K.A.L.A Studio, ingin memberi cerminan keberagaman makhluk hidup yang dapat hidup berdampingan, saling bergandeng tangan tanpa perlu mencetuskan konflik.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Material Mode Lebih Berkelanjutan
Koleksi ini juga mengawinkan karya seni sarat makna dengan material berkelanjutan. Brand lokal ini memanfaatkan serat TENCELTM dan 100 persen katun dalam proses pembuatan. Serat TENCELTM sendiri dijelaskan sebagai bahan baku benang dan kain yang terbuat dari pulp kayu.
Kayu tersebut berasal dari hutan industri dan dikelola secara berkelanjutan, serta bersertifikasi FSC atau PEFCTM. Proses pembuatan serat alami TENCELTM ini mengubah pulp jadi serat selulosa dengan optimalisasi sumber daya dan pengelolaan kembali sisa pembuangan jadi energi.
Mariam Tania, Marketing and Branding Manager for Lenzing Group Asia Tenggara dan Oseania, mengatakan bahwa pihaknya melihat fesyen berkelanjutan tengah jadi sorotan di Indonesia dan mancanegara. Sebagai produsen serat TENCELTM, mereka mengaku sangat antusias menjalin kerja sama dengan brand lokal, seperti K.A.L.A Studio.
"Kami berharap kolaborasi dengan K.A.L.A Studio dapat menginspirasi dan membawa semangat baru pada konsumen untuk selalu memilih produk pakaian yang dibuat secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Semoga koleksi terbaru ini bisa jadi jawaban atas kerinduan konsumen terhadap produk yang nyaman dipakai, baik untuk diri mereka dan Bumi kita," tuturnya.
Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mengobati rindu para pecinta karya Mulyana yang tak dapat leluasa menikmati instalasinya di tengah pandemi. "Dalam wujud busana, karya Mulyana yang berkolaborasi dengan K.A.L.A Studio dapat terus hadir, dinikmati, digenggam, dan jadi penyejuk hati siapa saja," tutup pihak lini busana tersebut.
Advertisement