Liputan6.com, Jakarta - Thailand terus berinovasi untuk meningkatkan pariwisatanya yang lesu akibat pandemi corona Covid-19. Salah satunya dengan meluncurkan program karantina kapal pesiar atau yacht.
Thailand menawarkan itu kepada para pelancong. Mereka yang mengikuti program itu harus menunjukkan bukti tes PCR negatif dan kesehatan serta lokasinya dipantau, dilansir dari laman Lonely Planet, Rabu, 10 Maret 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sekitar 100 yacht diharapkan ikut serta dalam program tersebut, yang saat ini sedang berlangsung di Phuket. Wisatawan diharuskan memakai gelang pintar yang memantau lokasi dan tanda-tanda vital mereka, termasuk suhu dan tekanan darah. Gelang pintar ini dapat mengirimkan informasi di laut dalam radius 10 km.
Program ini merupakan kerja sama Badan Promosi Ekonomi Digital (Depa) dengan operator seluler Advanced Info Service, operator pariwisata di Phuket, dan perusahaan rintisan teknologi lokal. Anggota Royal Thai Navy akan memantau dan melacak kapal, dan ketika pengunjung menyelesaikan karantina 14 hari, mereka akan diizinkan untuk berlabuh di dermaga di Phuket dan memasuki pulau.
Thailand sangat bergantung pada pariwisata dan Phuket kehilangan pendapatan lebih dari 320 miliar baht atau Rp150 triliun pada 2020 karena pandemi Covid-19. Kerugian itu terjadi karena pengunjung tidak diizinkan masuk ke pulau itu untuk mencegah penyebaran virus. Thailand berharap program itu akan membantu mendatangkan pendapatan 1,8 miliar baht atau sekitar Rp845 miliar ke negara itu.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Karantina Golf
Sebelumnya, Thailand telah meluncurkan program "karantina golf", di mana para pelancong tinggal di resor golf selama masa karantina. Mereka harus tinggal di kamar selama tiga hari pertama dan kemudian menjalani tes Covid-19.
Jika hasil tes negatif, pegolf kemudian bebas bermain golf dengan kelompok mereka dan menggunakan fasilitas resor. Otoritas Pariwisata Thailand telah melaporkan bahwa kelompok pegolf pertama telah menyelesaikan masa karantina mereka dan sekarang dapat melakukan perjalanan keliling Thailand.
Menteri Pariwisata Thailand, Phiphat Ratchakitprakarn, juga mengusulkan rencana bagi para pelancong untuk melakukan karantina wajib selama 14 hari selama masa karantina di kawasan wisata populer, termasuk resor pantai.
Proposal tersebut akan memungkinkan mereka untuk meninggalkan kamar hotel mereka setelah tiga hari pertama, tetapi mereka tidak boleh meninggalkan hotel mereka selama 11 hari lagi. Rencana tersebut diharapkan dimulai pada April atau Mei di provinsi-provinsi populer termasuk Phuket, Krabi dan Chiang Mai.
Advertisement
Kutukan Kudeta di Negeri Gajah Putih
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement