Sukses

Tradisi Mengisap Ganja dalam Festival Maha Shivaratri

Mengisap ganja jadi salah satu tradisi yang telah ada berabad-abad saat merayakan Festival Maha Shivaratri di Kathmandu, Nepal.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap agama memiliki hari penting masing-masing. Dalam Hindu, salah satu tradisinya adalah Festival Maha Shivaratri yang jatuh setiap 11 Maret.

Festival tersebut dirayakan untuk menghormati Dewa Siwa. Prosesinya pun menjelma jadi salah satu tradisi penting dan utama dalam agama Hindu.

Festival Maha Shivaratri dilaksanakan pada akhir musim dingin dan sebelum datangnya musim semi. Maha Shivaratri dipercaya sebagai malam di mana Siwa melakukan tarian surgawi tentang penciptaan, pelestarian, dan penghancuran.

Cerita di balik Maha Shivaratri sedikit berbeda tergantung pada Purana. Purana merupakan bagian dari kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman kuno.

 Di Nepal, misalnya. Orang-orang suci Hindu bergabung dengan umat dan publik untuk melakukan prosesi penting. Yang dimaksud tak lain adalah membakar ganja dan mengisapnya.

Biasanya mereka berkumpul di sekitar kuil yang dipadati pengisap ganja untuk merayakan festival tersebut. Ada larangan untuk mengisap ganja, tapi mereka juga harus menghormati tradisi yang sudah ada berabad-abad.

Nepal terkenal dengan mariyuana dan narkotika lain pada era 1960-an, ketika kaum hippie sampai ke negara Himalaya. Toko-toko dan kedai teh dulu mengiklankan dan menjualnya secara legal. Namun, ganja dilarang pada pada 1976, seperti dikutip dari laman Independent.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.