Sukses

Tolak Pakai Masker, Pria Pukul Pramugari dan Pipis di Kursi Pesawat

Penumpang pesawat Alaska Airlines itu terancam hukuman denda dan 20 tahun penjara kalau terbukti memukul pramugari dan pipis di kursi pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Kejadian kurang menyenangkan terhadap awak kabin, terutama pramugari, kembali terjadi di masa pandemi Covid-19 ini. Penyebabnya, lagi-lagi karena ada penumpang yang menolak memakai masker di dalam pesawat. 

Hal itu terjadi dalam penerbangan maskapai Alaska Airlines menuju Denver, Colorado, Amerika Serikat. Pria asal Cañon City, Colorado bernama Landon Perry Grier menghadapi dakwaan serius karena mengganggu kru penerbangan dan diduga sedang dalam pengaruh alkohol. Dilansir dari laman Fox Denver 31, 13 Maret 2021,

Grier terancam dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan denda sebesar 250 ribu dolar AS atau sekitar Rp3,5 miliar jika terbukti bersalah. Menurut Kantor Kejaksaan Amerika untuk Distrik Colorado, insiden itu terjadi pada penerbangan Alaska Airlines 1474 dari Seattle menuju Denver pada 9 Maret 2021.

Staf maskapai penerbangan sudah berkali-kali meminta Grier untuk mengenakan masker, sesuai dengan aturan protokol kesehatan maskapai."Grier awalnya mengabaikan pramugari, tapi kemudian memukul lengannya," terang Kantor Kejaksaan Amerika dalam sebuah pernyataan.

Beberapa saat kemudian, dua pramugari lainnya menanggapi tombol panggilan yang ditekan oleh seorang penumpang. Penumpang tersebut ternyata melaporkan kalau Grier sedang pipis atau buang air kecil di area tempat duduknya. Salah seorang pramugari melihat Grier buang air kecil dan memintanya duduk.

Menurut pernyataan tertulis, pramugari kemudian mengamati Grier yang duduk di kursinya dengan alat kelaminnya keluar dari celananya dan dia menyuruhnya untuk memasukkan kembali ke dalam celana.

Dia menjawab, “saya harus buang air kecil.” Seorang penumpang juga melaporkan bahwa Grier buang air kecil di atas kantong kertas yang dibawanya. Penumpang yang duduk di dekat Grier kemudian kembali, dan kapten diberi tahu tentang masalah tersebut.

"Seorang pramugari mengatakan tindakan Grier menunda persiapan awak kabin pesawat untuk pendaratan selama kurang lebih sepuluh menit dan membahayakan keselamatan penumpang," bunyi pernyataan tersebut.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 3 halaman

Minum Bir dan Obat Pereda Nyeri

Sementara itu, kapten pilot dan co-pilot sedang menghadapi masalah mekanis yang tidak terkait dengan kejadian tersebut dan bersiap untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Denver.

"(Kapten) menyatakan gangguan penumpang terjadi saat mereka sedang menuruni gunung dalam kondisi bergolak. Gangguan tersebut membuat awak pilot mengalihkan perhatian dari persiapan pendaratan darurat mereka," kata pernyataan tertulis itu.

Grier memberi tahu penyelidik bahwa dia akan kembali ke Colorado setelah bekerja di tambang emas di Alaska. Sebelum meninggalkan Alaska, dia minum satu gelas bir.

Saat terhubung di Seattle, dia memiliki tiga hingga empat bir tambahan dan beberapa gelas lagi sebelum naik pesawat ke Denver. Dia juga dilaporkan mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas karena dia mengalami nyeri tubuh.

"Dia bilang, dia tertidur di pesawat dan terbangun karena diteriaki pramugari yang memberitahunya bahwa dia buang air kecil. Dia menyatakan, dia tidak ingat pernah memukul pramugari dan tidak tahu kalu dia buang air kecil," kata pernyataan tertulis itu. Biro Investigasi Federal sampai saat ini masih melakukan penyelidikan dengan bantuan dari Departemen Kepolisian Denver.

3 dari 3 halaman

6 Cara Hindari Covid-19 Saat Bepergian dengan Pesawat