Liputan6.com, Jakarta - Jepara identik dengan sejarah kelahiran R.A. Kartini, pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah ini juga dikenal dengan seni ukirnya yang sudah melanglang buana hingga ke mancanegara.
Jepara berasal dari kata Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara. Wilayah yang memiliki luas 1.004 km persegi ini terkenal dengan keberadaan Pulau Karimun Jawa yang disebut sebagai salah satu surga bawah laut di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Apa lagi hal menarik dari Jepara? Liputan6.com merangkum enam fakta di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis, 11 Maret 2021.
1. Sentra Fesyen dan Permebelan
Jepara ternyata jadi gudang fesyen. Di kabupaten yang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara dan Barat itu terdapat sentra tenun ikat di Toso, konveksi pakaian dan bordir, perhiasan monel, hingga perhiasan emas.
Kain tenun Jepara juga dikenal dengan keunikan motifnya. Ada motif misris, krisna, ukir, rantai, mawar, bambu, motif SBY, motif Obama, dan lainnya.
Di samping itu, siapa yang tak kenal dengan ukiran Jepara. Kerajinan mebel ukirnya bahkan menembus pasar internasional. Keunikannya lagi-lagi pada motif. Tak mengherankan bisa Jepara digelari sebagai “The World Carving Center”.
2. Tiga PLTU
Slogan R.A Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang direalisasikan oleh pemerintah Jepara dengan memiliki tiga PLTU di Jepara, yang menjadi pemasok listrik di Jawa, Bali, dan Madura. Bibit Waluyo selaku Gubernur Jawa Tengah saat itu memberi julukan Kota Energi kepada Jepara.
PLTU pertama di Jepara, yakni PLTU TJB, menggunakan teknologi ramah lingkungan. Selain PLTU TJB Jepara, terdapat juga PLTD dan PLTG, sehingga Jepara terdapat tiga macam pembangkit listrik.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
3. Pernah Terpisah dari Pulau Jawa
Sebelum abad ke-17, Selat Muria merupakan wilayah laut yang dulunya pernah memisahkan antara daratan Jawa dengan Gunung Muria. Karena keberadaan selat tersebut, kota-kota di Pantura yang kini bernama Jepara, Kudus, dan Pati, pernah berada terpisah di luar daratan Pulau Jawa.
Selat Muria menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai dilalui. Bukti dari sisa-sisa peninggalan Selat Muria masih ada hingga kini. Salah satunya adalah penemuan fosil hewan laut di Situs Purbakala Patiayam, Kudus.
4. Terdapat Benteng Portugis
Benteng itu dibangun oleh bangsa Portugis pada 1632, pada masa Sultan Agung memerintah Kerajaan Mataram. Benteng ini merupakan hasil perjanjian antara Mataram dengan Portugis. Tujuan dibuatnya benteng yaitu sebagai pusat pertahanan dan menjaga lintas pelayaran dari ancaman VOC karena pada saat itu Mataram berseteru dengan VOC.
Benteng Portugis terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, atau 45 kilometer di sebelah utara Kota Jepara. Awalnya, benteng ini berada di wilayah Kecamatan Keling. Tetapi setelah adanya pemekaran wilayah pada 2008-2009, Benteng Portugis kini masuk dalam wilayah Jepara.
Benteng ini dibangun di atas sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau Mondoliko. Bangunan ini sangat strategis untuk kepentingan militer, khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 sampai 3 km saja. Kini, Benteng Portugis menjadi salah satu objek wisata andalan di Jepara.
Advertisement
5. Bumi Kartini
Wilayah pantura timur Jateng ini lekat dengan citranya sebagai Kota Kartini. Di kota inilah, Raden Ajeng Kartini dilahirkan pada 21 April 1879.
Kisah perjuangan Kartini tersimpan rapi di Museum RA Kartini Jepara. Selain foto-foto dan sejarah Ibu Kartini, di museum ini juga terdapat barang-barang peninggalan putri Raden Mas Sosroningrat, Bupati Jepara.
Kini, tempat Kartini dibesarkan telah disulap menjadi rumah dinas Bupati Jepara. Meski sudah berusia ratusan tahun, rumah Kartini masih terjaga keasliannya. Tentu saja dihiasai berbagai ukiran dan patung khas Jepara.
6. Makanan Khas Jepara
Makanan khas Jepara merupakan salah satu daya tarik wisata yang sedang berlibur ke tempat ini. Contohnya, kuluban merupakan makanan khas Jepara Jawa Tengah dengan bahan dasar sayuran. Kuluban kerap disebut sebagai salad sayurnya orang Jepara. Sayuran ini diolah dengan tambahan bumbu parutan kelapa. Isinya terdiri dari daun singkong, kangkung, labu siam, dan sawi.
Ada pula singit, yaitu makanan khas Jepara yang terbuat dari daging sengkel. Daging ini dimasak dengan bawang merah, bawang putih, santan, kecap manis, garam dan, gula merah. Rasanya hampir mirip dengan semur.
Lalu, pindang serani adalah makanan khas Jepara Jawa Tengah yang terbuat dari ikan. Makanan ini hampir mirip dengan sup ikan. Cita rasanya juga sangat khas, yakni pedas, asam, dan manis. Ikan yang digunakan biasanya ikan kerapu, ikan bandeng, dan ikan kakap. (Melia Setiawati)
Perempuan Hebat di Belakang Kartini
Advertisement