Sukses

Sejarah Masjid Luar Batang yang Bakal Dijadikan Objek Wisata Religi

Masjid Luar Batang sering didatangi peziarah dari berbagai kota di Indonesia, bahkan dari mancanegara.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendukung Masjid Luar Batang menjadi destinasi wisata religi andalan Ibu Kota. Selain masjid, revitalisasi juga akan meliputi Kampung Luar Batang.

Masjid Keramat Luar Batang atau Masjid Luar Batang, jadi salah satu destinasi wisata religi hingga saat ini. Sejumlah tokoh terkenal sempat mengunjungi tempat ini, seperti Ridwan Kamil, sebelum menjabat Gubernur Jawa Barat.

Setiap hari Masjid Luar Batang yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara, tak pernah sepi peziarah yang datang dari berbagai tempat di Jabodetabek, termasuk dari Jawa. Peziarah juga ramai datang ke masjid ini saat bulan puasa atau Ramadan tiba, terlebih pada 17 Ramadan yang bertepatan dengan wafatnya Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus.

Mereka berdoa di ruang makam keramat sang habib dan asistennya, seorang keturunan Tionghoa bernama Habib Abdul Kadir. Habib Husein merupakan seorang Arab Hadramaut yang hijrah ke tanah Jawa melalui Pelabuhan Sunda Kelapa pada 1736. Silsilahnya dikatakan tersambung kepada Nabi Muhammad SAW, seperti dikutip dari laman jakarta-tourism.go.id, Selasa (16/3/2021).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan bangunan Masjid Luar Batang menjadi cagar budaya. Masjid yang menghadap ke Pelabuhan Sunda Kelapa ini memiliki dua aula besar, aula dalam dan luar.

Masing-masing aula masjid ini memiliki 12 tiang pancang yang sehingga berjumlah 24, sebagai jumlah jam dalam satu hari, 12 jam siang dan 12 jam malam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Istilah Luar Batang

Masjid Jami Keramat Luar Batang dibangun Habib Husein pada abad ke-18. Masjid yang didirikannya menjadi pusat pengembangan ajaran Islam, yang mendapat perhatian besar diminati pengunjung.

Mereka tak hanya datang dari kota-kota di pulau Jawa, dan daerah lainnya, bahkan mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, bahkan dari benua Eropa, Afrika, dan Amerika. Mereka datang untuk belajar agama Islam, dilansir dari laman tamanismailmarzuki.co.id.

Habib Husein dikenal sebagai salah seorang tokoh penentang Kolonial Belanda di kawasan Sunda Kelapa. Karena sikapnya tersebut, ia sempat merasakan kehidupan penjara.

Habib Husein wafat pada 24 Juni 1756 dalam usia yang relatif masih muda, yaitu kurang dari 40 tahun. Nama masjid ini diberikan sesuai dengan julukan Habib Husein, yaitu Habib Luar Batang.

Nama luar batang tersebut konon saat Habib Husein meninggal dunia dan hendak dikubur di sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat, jenazahnya sudah keluar dari dalam kurung batang atau keranda. Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali.

Para jemaah kala itu bermufakat untuk memakamkan Habib Husein di tempatnya sekarang ini. Pemakaman tersebut juga mendapat izin dari pemerintah kolonial saat itu.

3 dari 3 halaman

Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk