Sukses

Beda Perlengkapan Petualangan Luar Ruang di Wilayah Tropis dengan Negara 4 Musim

Anti-serangga jadi salah satu faktor krusial dalam perlengkapan petualangan luar ruang di wilayah tropis.

Liputan6.com, Bandung - Karena perjalanan adalah soal kembali pulang tanpa kurang satu pun, melakukan persiapan sudah tak lagi bisa ditawar, termasuk dalam kegiatan petualangan luar ruang. Persiapan ini merujuk pada medan tempuh supaya tidak salah membawa berbagai perlengkapan penunjang.

Bagi Anda yang ingin melakukan petualangan outdoor di kawasan tropis seperti Indonesia, mulai dari naik gunung, sampai menembus hutan, pahami dulu apa bedanya peralatan di jenis perjalanan ini dengan penjelajahan di negara empat musim.

"Ventilasi itu penting sekali karena di perjalanan orang bisa kepanasan. Makanya kami buat fitur (tas gunung) untuk memungkinkan adanya sirkulasi di punggung," kata General Manager Marketing PT Eigerindo MPI, Harimula Muharam, ketika ditemui di kawasan Kopo, Bandung, Senin, 15 Maret 2021.

Di samping itu, peralatan petulangan luar ruang di wilayah tropis juga dilengkapi fitur anti-serangga. "Khususnya nyamuk," kata Harimula. "Jadi, kami memanfaatkan senyawa yang ketika terkena panas tubuh, ia bereaksi mengeluarkan aroma yang tidak disukai serangga."

Kemudian, supaya benda-benda tajam yang ditemui sepanjang jalan, seperti ranting, tidak melukai tubuh, penting juga untuk menggunakan busana berbahan cordura yang diklaim tahan goresan. "Kalau kita mendaki gunung es kan tidak ada gangguan ranting. Makanya ada diferensiasi peralatan," imbuhnya.

Sementara itu, yang masih jadi catatan pihaknya adalah mengembangkan desain tapak sepatu yang aman dipakai berjalan di atas lumut. "Kami juga terus menerima insight dari pelanggan, komunitas, dan brand ambassador Eiger," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Tidak Bisa Disamakan

Product Designer PT Eigerindo MPI, Oki Lutfi, menyambung bahwa peralatan petualangan luar ruang sendiri tidak bisa dipukul rata. Mengingat keberagaman karaktistik sebuah wilayah, kendati masih sama-sama di kawasan tropis, juga bukan suatu kemustahilan.

"Makanya tahu medan (sebelum pergi) itu penting sekali," tuturnya. "Misal, kayak waktu melakukan ekspedisi Black Borneo pada 2016 dan 2017, itu kami menemukan bahwa lebih baik tidur di atas hammock ketimbang mendirikan tenda karena tanah di sana cenderung lembap."

"Kemudian, untuk jalur-jalur yang harus menebas hutan rapat, kami akhirnya mengembangkan produk yang punya fitur berupa tempat menaruh golok," tutur Oki. Di samping, ia juga menyetujui bahwa serangan serangga adalah salah satu karakteristik perjalanan di kawasan tropis yang mesti diwaspadai.

3 dari 3 halaman

Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker