Sukses

Hari Film Nasional, Harta Peninggalan H. Usmar Ismail Dihibahkan ke Museum Penerangan

Penhyerahan harta terbesar kepada Museum Penerangan itu agar masyarakat dapat mengenal lebih banyak koleksi lain dari H. Usmar Ismail.

Liputan6.com, Jakarta - Tepat di momen Hari Film Nasional (HFN) pada 30 Maret 2021, Museum Penerangan (Muspen) menerima hibah dari Usmar Ismail Cinema Society (UICS) dan keluarga Besar Haji Usmar Ismail. Barang yang diserahkan berupa Proyektor Film 35 mm merek Century setinggi dua meter yang digunakan untuk preview film-film karya Perusahaan Film Nasional Indonesia atau PERFINI dari era 50-an hingga 60-an.

Alat tersebut diboyong ke Muspen yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), oleh anak dan cucu pelopor film nasional tersebut. Kepala Museum Penerangan, Abdullah dalam pertemuan dengan Nuredin Ismail, Heidi Ismail, Fadia Ismail, dan para cucu H. Usmar Ismail di Muspen Mini Theater menyambut baik hibah proyektor tersebut.

"Hari Film Nasional di hari ini sangat spesial karena kami menerima apresiasi yang tinggi dari anak, cucu, dan keluarga besar H. Usmar Ismail. Kepercayaan Bapak dan Ibu kami jaga dengan mengkonservasi koleksi baru kami ini, sesuai dengan tugas dan fungsi Muspen Kemenkominfo yang tengah melaksanakan revitalisasi berkelanjutan," ucap Abdullah, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (30/3/2021).

Penyerahan itu juga disaksikan Direktur Utama TMII, Tanribali Lamo. Ia menyatakan H. Usmar Ismail berhasil mengawal dunia film Indonesia di tahun 60-an sampai ke kancah perfilman internasional. 

Sementara, salah satu cucu H. Usmar Ismail, Nadia Radinka yang juga sekretaris UICS menyampaikan, suasana modern dan kebersihan Museum Penerangan membuat keluarga mempercayakan harta terbesar Usmar Ismail kepada museum pemerintah itu. Pertimbangan lainnya, agar masyarakat dapat mengenal lebih banyak koleksi lain dari H. Usmar Ismail.

Hibah ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 100 tahun hari lahir H. Usmar Ismail. Saat ini, UICS dan beberapa sineas serta komunitas film di tanah air tengah memperjuangkan predikat Pahlawan Nasional bagi Bapak Film Nasional.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 3 halaman

Pelopor Perfiman di Indonesia

H Usmar Ismail merupakan tokoh film Tanah Air yang dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Ia juga disebut sebagai pionir dalam dunia drama modern di Nusantara.

Dikutip dari kanal News Liputan6.com, pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921 itu banyak menorehkan karya, seperti Harta Karun (1949), Tjitra (1949), Darah dan Doa (1950), Enam Djam di Djogja (1951), Dosa Tak Berampun (1951), Terimalah, Laguku (1952), Kafedo (1953), Krisis (1953) dan Lewat Djam Malam (1954).

Ia meninggal di Jakarta, 2 Januari 1971, pada umur 49 tahun. Setelah meninggal, dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI) di Kuningan, Jakarta Selatan.

Hari Film Nasional diperingati tiap 30 Maret, yang merupakan hari pertama pengambilan gambar film 'Darah & Doa' pada 1950. 'Darah & Doa' merupakan film Indonesia pertama yang diproduksi oleh perusahaan film Indonesia dan disutradarai orang Indonesia, yaitu H Usmar Ismail.

3 dari 3 halaman

Infografis hari museum internasional