Sukses

Bunga Sakura di Jepang Mekar Lebih Awal, Dampak Perubahan Iklim?

Di Kyoto, Jepang, puncak mekarnya bunga sakura terjadi pada 26 Maret 2021, padahal biasanya bunga tersebut baru mekar di bulan April.

Liputan6.com, Jakarta - Momen mekarnya bunga sakura selalu disambut antusias oleh warga Jepang. Kehadirannya menandai kedatangan musim semi dan kerap disambut dengan tradisi hanami.

Melansir laman Japan Today, Rabu, 31 Maret 2021, puncak bermekaran bunga sakura biasanya terjadi pada April. Sementara, tahun ini mencetak rekor tercepat mekarnya sakura selama 70 tahun terakhir. Para ahli memperkirakan hal itu terjadi lantaran perubahan iklim.

Pada tahun-tahun sebelumnya, puncak musim sakura bersamaan dengan perayaan tahun ajaran baru atau awal baru bisnis. Belakangan, momennya semakin maju dan tahun ini diperkirakan bunga sakura akan menghilang sebelum hari pertama sekolah dimulai.

Di Kyoto, misalnya, puncak sakura mekar terjadi pada 26 Maret 2021, jadi yang tercepat sejak Badan Meterologi Jepang mengumpulkan data sejak 1953 dan 10 hari lebih awal dari rata-rata 30 tahun terakhir. Catatan yang sama juga ditemukan di lebih dari belasan kota di seluruh Jepang.

Beberapa bahkan mengatakan rekor itu melampaui catatan sejarah Kyoto di masa lampau yang merujuk pada dokumen bersejarah, diari, dan buku puisi. Ahli lingkungan dari Universitas Prefektur Osaka, Yasuyuki Aono, menjelaskan, mekarnya bunga sakura tercepat terjadi pada 27 Maret pada 1612, 1409, dan 1236, berdasarkan catatan-catatan itu.

"Kami bisa bilang ini kemungkinan besar karena dampak pemanasan global," kata Shunji Anbe, seorang petugas di divisi observasi Badan Meterologi Jepang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sensitif pada Suhu

Badan tersebut juga melacak 58 pohon sakura yang jadi acuan di seluruh negeri. Hasilnya, 40 di antaranya pada tahun ini telah mencapai puncak mekarnya, sedangkan 14 batang lain bahkan berlangsung lebih singkat. Bunga sakura umumnya mekar selama dua minggu per tahun yang dihitung mulai dari kuncup pertama hingga semua bunga berguguran.

Bunga sakura disebut sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Maka, menurut Anbe, waktu mekarnya memberi data yang sangat berharga untuk studi perubahan iklim.

Berdasarkan data Badan Meterologi Jepang, suhu rata-rata di bulan Maret meningkat 10,6 derajat celcius pada 2020 dari 8,6 derajat Celcius pada 1953. Pada tahun ini, temperatur rata-rata bulan Maret di Jepang adalah 12,4 derajat celcius.

Bunga sakura bermakna sangat dalam untuk kebudayaan Jepang selama berabad-abad. Bunga ini sering disebut dalam puisi dan sastra sebagai simbol kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali. (Muhammad Thoifur)

3 dari 3 halaman

Wilayah Penghasil Bunga