Sukses

6 Fakta Menarik tentang Flores yang Namanya Berasal dari Bahasa Portugis

Flores sebenarnya memiliki nama asli, yakni Nusa Nipa.

Liputan6.com, Jakarta - Flores adalah sebuah pulau di bawah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Nama Flores diambil dari bahasa Portugis, yang berarti tanjung bunga. Nama ini secara resmi dipakai sejak 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer.

Sementara, Flores memiliki nama asli Nusa Nipa, yang artinya Pulau Ular. Pulau seluas sekitar 14.300 km persegi ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Beberapa gunung api aktif yang ada di pulau ini membuatnya cukup subur untuk diolah sebagai lahan pertanian.

Suku bangsa di Flores merupakan perpaduan antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Perpaduan unik ini menghadirkan keberagaman karya seni dan juga budaya yang tercermin dari banyaknya tradisi dan upacara adat. Selain itu, salah satu kekayaan budaya Flores terlihat dari beragam pola khas Flores dari tenun ikat.

Namun, hal-hal menarik tentang Flores tak hanya itu. Liputan6.com merangkum enam fakta menarik yang dikutip dari berbagai sumber, Selasa, 6 April 2021.

1. Memiliki Danau Tiga Warna

Danau tiga warna atau Danau Kelimutu ini bukanlah danau, melainkan kawah yang berada di atas Gunung Kelimutu, Ende, Flores. Karena bentuknya besar dan dipenuhi dengan air yang mengisi kawah dan mirip danau, kawah ini pun banyak disebut sebagai Danau Kelimutu.

Keindahan Danau Kelimutu semakin mempercantik gunung itu. Danau tersebut bagaikan mahkota gunung ini memiliki warna air yang terang dan seringkali berubah-ubah seiring perjalanan waktu.

Dulu, Danau Kelimutu memiliki warna hijau muda, merah dan hitam. Tapi kini, Danau Kelimutu memiliki warna biru, biru muda, dan hitam. Hal ini terjadi karena ternyata perubahan tersebut berasal dari mikroorganisme yang berada di dalam air.

2. Crop Circle UFO ala Indonesia

Crop Cirle merupakan persawahan atau ladang dengan pola yang unik yang diduga ulah dari UFO dan dibuat hanya dalam waktu semalam. Nyatanya, pola ini sengaja dibuat oleh penduduk Desa Cancar, Kabupaten Manggarai, NTT, yang digarap dengan sistem Lingko untuk menentukan daerah garapannya.

Pola Crop Circle ini dibuat cukup beragam dan selalu menarik perhatian mata. Jika dilihat dari jauh, sawah ini mirip seperti jaring-jaring laba.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

3. Rumah Adat dengan Nama Terpanjang

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara merupakan nama rumah adat unik yang ada di Flores. Namanya tidak biasa dan agak sulit untuk diingat cepat lantaran cukup panjang. Rumah ini dapat Anda temukan langsung saat sedang bertandang ke Desa Koanara di Kelimutu, NTT.

Tidak hanya namanya saja yang unik, bentuk dari rumah ini juga unik. Jika dilihat dengan seksama, atap rumah adat yang terbuat dari ilalang ini cukup panjang, bahkan sampai menyentuh tanah.

4. Memiliki Habitat Komodo

Komodo dengan nama latin Varanasus komodoensis merupakan satu-satunya jenis binatang purba yang masih bertahan hingga saat ini. Salah satu satwa endemik Indonesia ini menyebar luas di sekitar Nusa Tenggara Timur.

Komodo sudah dikenal dunia dengan sebutan Komodo Dragon (Naga Komodo). Komodo di Indonesia hidup secara asli mencari makan dengan berburu dan tanpa bantuan manusia. Biasanya makanan mereka adalah kijang, kerbau, monyet, dan lain-lain.

Komodo Flores ini hanya bisa Anda temukan di Cagar Alam Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, serta Cagar Alam Wolotadho dan Cagar Alam Riung di Pulau Ontoloe, Riung, Kabupaten Ngada. Menurut The World Foundation Animal, sekitar 2000 spesies komodo hidup di Pulau Flores.

 

 

3 dari 4 halaman

5. Kain Tenun Ikat Sarat Makna

Flores dikenal dengan kain tenun ikatnya yang kaya akan motif dan warnanya yang variatif. Tak hanya menarik dari segi tampilan, kain tenun ikat yang dihasilkan dari kawasan Indonesia Timur ini juga sarat akan makna dan menyimpan banyak nilai keistimewaan di dalamnya.

Kain ikat tenun khas Flores dapat dikategorikan ke dalam salah satu produk budaya tradisional Indonesia yang juga dibuat secara tradisional. Sedikit berbeda dengan kain tenun lainnya, jenis benang yang digunakan dalam kain tenun Flores ini menggunakan benang kapas atau bisa juga memakai benang sutra alam. Benang ini memiliki beragam warna dalam satu helai benang tergantung dari proses pencelupan atau pewarnaannya.

6. Makanan Khas Flores

Pada dasarnya, makanan khas Flores tak jauh berbeda dengan makanan khas NTT lainnya, yakni identik dengan rempah-rempahnya. Salah satunya Jagung Bose, yakni bubur jagung ala Flores. Warga lazim menyantapnya sebagai menu sarapan atau makan malam.

Makanan ini berbahan dasar jagung yang diolah bersama santan, kacang merah, dan juga kacang tanah. Bubur jagung ala Flores ini biasanya dimakan bersama dengan ikan bakar atau se’i. 

Makanan selanjutnya yaitu Rumpu Rampe, yakni makanan berbahan dasar bunga pepaya. Bunga pepaya ditumis dengan bahan-bahan lainnya, seperti daun pisang, daun jambu biji, daun ubi, dan sejumlah rempah-rempah. (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

Banjir Bandang Terjang NTT