Liputan6.com, Jakarta - Penayangan sebuah kontes kecantikan di Sri Lanka pada Minggu, 4 April 2021 diwarnai insiden yang "tak mengejutkan." Mahkota pemenang Mrs. Sri Lanka, Pushpika De Silva, dicopot paksa dari kepalanya di atas panggung oleh pemenang sebelumnya, Caroline Jurie.
Dilansir dari laman People, Rabu (7/4/2021), kejadian tersebut terekam dalam siaran televisi dan menampilkan pemenang De Silva sebagai pemenang kontes kecantikan Mrs. Sri Lanka 2020.
Advertisement
Baca Juga
Video penganugerahan mahkota kontes kecantikan ini disiarkan Colombo Gazette. Dalam video, Jurie mengutip aturan kontes kecantikan itu yang tidak memperbolehkan perempuan yang telah bercerai memenangkan gelar.
"Jadi, saya mengambil langkah pertama saya untuk menyampaikan mahkota jatuh ke runner-up pertama," kata Jurie dengan lantang pada hadirin.
Ia lantas mengambil mahkota secara paksa dari kepala De Silva dan menempatkannya memakaikannya pada runner-up ajang tersebut. Insiden ini membuat De Silva berjalan meninggalkan panggung.
Peristiwa ini berujung pada sebuah unggahan De Silva di Facebook pada Senin, 5 April 2021. "Pemenang" kontes kecantikan ini menyebut dirinya menderita "luka di tengkorak" ketika Jurie merebut mahkotanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tempuh Jalur Hukum
De Silva juga merilis pernyataan resmi yang meyebut dirinya bukanlah perempuan yang bercerai. "Jika saya memang dilaporkan telah bercerai, saya menantang mereka untuk menyerahkan surat cerai saya."
"Jadi, meski mahkota simbolis itu telah direnggut dari kepala saya, saya ingin memberi tahu Anda bahwa saya telah mengambil tindakan hukum yang diperlukan atas ketidakadilan dan penghinaan yang telah terjadi," tambahnya.
Tak hanya itu, lewat sebuah pernyataan yang dibagikan pada Selasa, 6 April 2021, De Silva turut berterima kasih pada pejabat kontes kecantikan atas dukungan yang diberikan setelah kejadian tersebut.
"Saya tidak membenci siapa pun dan saya memaafkan mereka yang melakukannya pada saya pada saat itu," tulisnya dalam bahasa Sinhala. "Tidak ada yang bisa dimenangkan dengan kebencian."
Advertisement