Sukses

6 Fakta Menarik tentang TMII yang Kini Diambil Alih Pemerintah

Pembangunan TMII pernah melewati masa kelam. Ada korban luka dalam proses tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah secara resmi mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari Yayasan Harapan Kita yang dibentuk oleh Ibu Tien Soeharto. Pengambilalihan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2021 tentang TMII yang diteken Presiden Joko Widodo.

Dikenal sebagai salah satu tempat hiburan favorit di Jakarta, TMII merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia yang terletak di Jakarta Timur dengan luas kurang lebih 150 hektare. Taman ini merangkum kebudayaan bangsa Indonesia di satu tempat.

Di TMII, bangunan atau arsitektur tradisional dari setiap suku bangsa diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 34 provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia.

Apa lagi hal menarik tentang TMII? Liputan6.com merangkum enam fakta menarik di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis, 8 April 2021.

1. Usianya Hampir Setengah Abad

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan salah satu tempat wisata yang usianya sudah hampir setengah abad. Dibangun pada 1972, TMII sekarang sudah menginjak usia ke-49 tahun. TMII diresmikan pada 20 April 1975. 

Mengutip laman resmi Taman Mini Indonesia Indah, Kamis, 8 April 2021, taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat dari seluruh provinsi di Indonesia yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah.

Hanya saja, anjungan Provinsi Kalimatan Utara sebagai provinsi termuda masih dalam tahap pemilihan lahan. Saat ini, anjungan Provinsi Kaltara masih menyatu dengan Provinsi Kalimantan Timur sebagai provinsi induk. 

2. Memiliki Maskot yang Diambil dari Tokoh Pewayangan

Bagi Anda yang pernah atau sering berkunjung ke TMII, tentu sudah tak asing lagi dengan NITRA atau Anjani Putra yang menjadi sebuah maskot dari TMII. Maskot ini diambil dari tokoh wayang Hanoman atau manusia setengah kera yang ada dalam kisah Ramayana. Maskot "Taman Mini Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Tien Soeharto pada 1991.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

3. Terinspirasi dari Disneyland dan Taman Hiburan di Thailand

Pembangunan TMII tak lepas dari gagasan Ibu Negara Presiden Kedua Indonesia, Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus dalam pertemuannya di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada 13 Maret 1970.

Gagasan tersebut dilandasi keinginan untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Gagasan tersebut makin mantap setelah Ibu Tien mengunjungi sederet objek wisata di luar negeri, seperti Disneyland di Amerika Serikat dan Timland di Muangthai.

Selanjutnya, eksekusi gagasan dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita dengan proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah".

4. Representasi Keberagaman Suku

Sesuai namanya, TMII dibangun untuk merepresentasikan keberagaman suku yang ada di Indonesia. Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda. Tak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional.

Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 provinsi Indonesia.

 

 

3 dari 4 halaman

5. Pembangunan TMII Sempat Menuai Protes

Pembangunan TMII awalnya ditentang sejumlah pihak. Protes tersebut tak hanya datang dari mahasiswa, tapi juga kalangan lain seperti kaum cendekiawan, teknokrat, serta pengusaha. Demonstrasi itu bahkan sampai jatuh korban luka dari pendemo.

Penolakan tersebut datang karena meski berlabel 'mini', pembangunan TMII ternyata memerlukan biaya yang besar, yaitu sekitar Rp10,5 miliar bahkan lebih. Banyak pihak berpendapat bahwa bujet tersebut semestinya dialokasikan untuk mengentaskan masalah kemiskinan yang dialami banyak orang Indonesia. Terlebih, Presiden Soeharto saat itu sempat berpidato tentang penghematan anggaran dan memprioritaskannya untuk kebutuhan yang lebih mendesak. 

6. Akan Jadi Taman Budaya Bertaraf Internasional

Setelah dikelola selama lebih dari 44 tahun oleh Yayasan Harapan Kita, kini TMII di bawah Kementerian Sekretaris Negara. Tempat rekreasi itu akan dipoles menjadi taman budaya bertaraf internasional. 

Mengutip kanal YouTube Kementerian Sekretariat Negara RI, Kamis, 8 April 2021, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, mengatakan bahwa kawasan TMII akan dioptimalkan menjadi taman hiburan atau wisata bertaraf Internasional, sehingga dapat menjadi jendela Indonesia di mata internasional. (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

TMII Lepas dari Keluarga Soeharto