Sukses

Jajal Rasa Sambal Belimbing Wuluh dan Potongan Se'i Daging Wagyu yang Bikin Tak Berhenti Makan

Daging wagyu itu diproses selama tiga hari dan diasapi kayu rambutan untuk menjadi se'i.

Liputan6.com, Jakarta - Se'i, makanan khas Kupang yang satu ini rupanya tengah menjamur. Makin banyak brand yang menjadikannya sebagai magnet menarik pelanggan. Tak ketinggalan dengan Sei'Tan yang salah satu pemiliknya adalah Kaesang Pangarep.

Diluncurkan sejak 1 Februari 2021 lalu, Sei'Tan kini sudah buka di 12 titik di Jakarta dan sekitarnya. Merek dari Legit Group itu menggunakan daging wagyu sebagai bahan utama pembuat Se'i.

Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu, pembuatan se'i melewati pemrosesan tiga hari dengan direndam dalam bumbu dan diasap dengan kayu rambutan bakar. Tujuannya agar bumbu meresap sempurna, dagingnya empuk dan lembut, serta tercium harum asap yang menambah selera makan.

Daging itu dikemas dalam kotak karton hitam yang berisi pula nasi putih, telur barendo, sayur daun singkong kecombrang, dan sambal. Variannya ada empat, yakni sambal andaliman, sambal rica-rica, sambal matah, dan sambal belimbing wuluh. Masing-masing ditujukan kepada golongan berbeda, misalnya andaliman yang ditujukan bagi manusia yang suka ngegampangin, atu belimbing wuluh untuk manusia yang malas.

Menurut Monica Evanti Andriani, Chief Marketing Officer Legit Group, sambal berperan penting dalam memberikan keunikan pada Se'i dari Seitan. Sambal segar itu juga diyakini bisa membuat para pengabdi Sei'Tan (sebutan bagi penggemar Sei'Tan) makin tak bisa menolak.

"Sensasi pedasnya pas dan lebih kaya rasa khas Nusantara, sehingga aroma daging asapnya yang smokey berpadu dengan sambalnya, membuat membuat pengabdi Sei'Tan semakin KeSei'Tanan," kata Monica. Ia mengklaim ratusan ribu orang sudah memesan produk se'i-nya hingga akhir Maret 2021.

Apakah sesuai dengan klaimnya? Liputan6.com mencoba empat varian sambal yang tersedia bersama se'i daging wagyu tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Jajal Rasa

Dari kemasan saja, sudah bikin penasaran. Nuansanya hitam pekat dengan detail gambar tangan berujung runcing warna merah disertai tulisan Sei'Tan di sisi kiri dan kanan. Kesannya agak 'horor'.

Begitu dibuka, wangi sambal dan daging asap langsung tercium hidung. Menggelitik saya untuk segera disantap. Seporsi nasi se'i wagyu itu terbilang padat, hanya menyisakan sedikit ruang kosong dalam kemasan tersebut.

Saya memilih se'i sambal belimbing wuluh. Irisan tipis belimbing wuluh terselip di antara merahnya ulekan cabai dan bawang. Tidak terlalu halus sehingga menambah tekstur tersendiri. Awalnya, tidak terlalu pedas di lidah. Tapi setelah beberapa jam kemudian, sensasi panasnya ternyata masih menetap di lambung.

Sementara, potongan daging se'inya cukup melimpah dan besar. Dagingnya tidak sulit dikunyah dan bisa langsung meluncur nyaman ke kerongkongan. Rasanya makin nikmat selagi nasi masih hangat. Plus sambal, keinginan untuk menghabiskannya tak tertahan.

Apresiasi juga untuk pembuat telur barendo. Tepian krispinya dapat, tidak terlalu berminyak, dan rasanya gurih, tak kalah dari daging se'i. Sementara, sayur singkong kecombrangnya bisa menetralkan rasa eneg menyantap protein, segar dan semakin mengenyangkan.

Seporsi nasi se'i seharga Rp45 ribu itu menurut saya mengenyangkan. Apalagi, lauknya juga padat. Jadi, siapa yang mau menjadi pengabdi Sei'Tan berikutnya? 

3 dari 3 halaman

Diplomasi via Jalur Kuliner