Liputan6.com, Jakarta - Kecintaan pada dunia wayang sejak Sekolah Dasar (SD) membuat nama Is Yuniarto asal Surabaya, Jawa Timur, harum di mancanegara. Lewat karyanya, ia ikut melestarikan wayang sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO.
"Ketika pertama kali waktu SD, saya bikin komik, se-simple membuat dua panel, yaitu karakter yang sedang bergerak. Di situ saya merasakan bahwa, ‘it’s a magic.’ Dengan dua panel, dengan gambar, karakter saya bisa jadi hidup,” kenang Is, seperti dikutip dari laman VOA, Kamis, 15 April 2021.
Advertisement
Baca Juga
Is mulai mengenal dunia wayang sekitar kelas 1 SMP, melalui komik-komik wayang klasik Indonesia karya R.A. Kosasih dan Oerip, yang terbit pada 1960-an. Dunia komik wayang terus ia tekuni hingga lulus jurusan desain komunikasi visual dari Universitas Kristen Petra di Surabaya.
Seiring waktu berjalan, ia mulai membuat komik. Wind Rider menjadi karya pertamanya bekerjasama dengan ilustrator John G. Reinhart. Komik ini berhasil meraih nominasi untuk penghargaan Komikasia di kategori Best Cover, Best Character dan Best Comic. Pada 2007, Is berkolaborasi kembali dengan Reinhart, juga Aswin Agastya untuk merilis komik trilogi Knights of Apocalypse.
Sejak 2009, komikus sekaligus ilustrator itu mengangkat tema pewayangan ke dalam karya komik berjudul Garudayana. Dengan menampilkan gaya visual, dialog, dan cerita yang modern, jadilah serial komik wayang versi nusantara generasi baru.
Pada tahun itu, ia meluncurkan komik Garudayana dan Grand Legend Ramayana pada 2015. Is juga merilis komik yang berjudul Tiger Dance: Spirit of Nusantara pada 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Diapresiasi Selebritas Mancanegara
Di luar dugaan, komik Garudayana membawa Is ke berbagai pameran dan festival buku di luar negeri, seperti China’s Licensing Expo dan Hong Kong International Licensing Show di Tiongkok pada 2019, dan juga pameran buku di Frankfurt, Jerman.
Sebelumnya, pada 2018, Is diminta untuk membuat bentuk wayang kulit aslinya, sebagai cinderamata yang akan diberikan kepada beberapa aktor film Avengers: Infinity Wars, antara lain Bennedict Cumberbatch yang memerankan tokoh Dr. Strange, Karen Gillan yang memerankan tokoh Nebula, dan pemeran tokoh Iron Man, Robert Downey, Jr.
"(Disney) akan pilih artis atau seniman dari Indonesia, untuk memberikan cinderamata yang khas dari Indonesia kepada cast dari film Avengers tersebut. Jadi, mereka memilih saya. Saya diminta untuk datang dan memberikannya sebagai perwakilan dari Indonesia untuk menyerahkan cinderamata tersebut berupa karakter wayang," kenangnya.
Is memberikan wayang-wayang tersebut langsung kepada para aktor tersebut dan juga sutradara film Avengers: Infinity Wars, Joe Russo, yang ikut hadir di acara peluncuran perdana film itu di Marina Bay Sands, Singapura. Ia kaget dan senang karena tak menyangka karyanya diapresiasi oleh selebritas mancanegara.
Tahun berikutnya, Is diminta kembali membuat wayang kulit untuk tokoh Spiderman, yang diserahkan langsung kepada aktor Tom Holland di acara peluncuran film Spiderman: Far From Home di Bali pada Mei 2019. Tidak hanya wayang, Is Yuniarto menambahkan bahwa masih banyak kebudayaan Indonesia yang masih bisa dieksplorasi dan “punya potensi untuk diangkat hingga ke luar negeri.”
Advertisement