Sukses

Kembangkan Dakwah Digital, Umma Rilis Fitur Podcast hingga Kompetisi Syiar

Platform digital muslim, umma merilis konten keislaman dengan format audio atau podcast.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah banyaknya konten agama di media digital, masyarakat masih membutuhkan lebih banyak figur berilmu agama untuk dikembangkan dan diangkat ke hadapan publik. Hal itu yang membuat Umma, platform muslim digital meluncurkan fitur baru bernama uVoice.

"uVoice adalah fitur dengan format audio atau podcast. Di uVoice kami menghadirkan berbagai konten keislaman sehingga memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk menyimakan kapan dan di mana pun," ujar CEO dan co-Founder Umma Indra Wiralaksmana dalam konferensi pers umma Hadirkan uVoice dan Kompetisi Syiar Digital Indonesia 2021 secara daring, Kamis, 16 April 2021.

Indra berharap uVoice jadi media bagi pendakwah, komunitas, masjid, dan kreator konten muslim lainnya untuk memperluas jangkauan syiar secara lebih mudah kepada jutaan umat muslim di Indonesia.

"Dalam uVoice, kami juga menghadirkan fitur infak yang bertujuan kepada pemberdayaan finansial untuk para podcaster. Dengan demikian, content creator mendapatkan benefit dari Umma," imbuh Indra.

Untuk program Ramadan, Umma juga meluncurkan Kompetisi Syiar Digital Indonesia 2021. Ajang tersebut untuk mencari bibit pendakwah dan kreator konten Islami lainnya sebagai salah satu bentuk dukungan umma dalam memajukan sistem dakwah digital.

"Apa yang kami fasilitasi dan kedepankan serta ekspose di sini adalah Islam yang rahmatan lil alamin. Kami percaya bahwa Islam yang rahmatan lil alamin adalah Islam Indonesia. Kami mempunyai misi bahkan ingin membawa Islam yang rahmatan lil alamin ke luar Indonesia," ucap Indra.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Menyiarkan Islam Lewat Media Digital

Dalam kesempatan itu, Umma juga menghadirkan pendakwah Fikri Haikal MZ, putra almarhum kiai kondang KH Zainuddin MZ, yang juga salah satu kreator konten uVoice. Menurut Fikri, selain harus dibekali ilmu keislaman yang mumpuni, dai maupun daiyah harus melek digital.

"Melek digital pada akhirnya jadi sebuah tuntutan. Ketika menyampaikan nilai-nilai kebenaran dan saat mengajarkan ilmu pengetahuan, maka setiap media bisa dijadikan jalan, di antaranya media digital. Oleh karena itu, media seperti umma ini sangat diperlukan," ujar Fikri.

Hal itu yang membuat Fikri bersedia bergabung menjadi kreator konten Umma. Ia juga ingat pelajaran dari sang ayah bahwa untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman bisa digunakan berbagai media, termasuk media digital.

"Itu juga yang menjadi alasan saya bergabung dengan Umma untuk menyiarkan Islam. Islam yang rahmatan lil alamin," tandas Fikri.

3 dari 3 halaman

Terpuruk di Era Digital