Liputan6.com, Jakarta - Beragam terobosan dalam upaya mendukung kampanye ramah lingkungan kian terdengar gaungnya. Salah satunya, cat ultra-putih yang dikembangkan para ilmuwan, di mana cat itu memantulkan cahaya yang menurut mereka dapat meniadakan kebutuhan akan pendingin ruangan.
Dilansir dari laman CNN, Minggu, 18 April 2021, temuan cat ultra-putih itu disebut bahkan mengurangi emisi karbon, jika digunakan dalam skala massal. Adapun cat ini dikembangkan oleh para insinyur di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Cat ini sebagai bagian dari proyek enam tahun yang mampu memantulkan hingga 98,1 persen sinar matahari. Maka dari itu, memiliki kemampuan untuk mendinginkan bangunan, demikian menurut siaran pers.
Advertisement
Baca Juga
Cat ultra-putih dibuat dengan senyawa kimia yang disebut barium sulfat, yang juga dipakai dalam produksi kosmetik dan kertas foto. Partikel barium sulfat terdiri dari berbagai ukuran, yang "menyebarkan" sinar matahari dan bahkan dapat langsung mendinginkan permukaan sekitarnya.
Cat putih telah digunakan selama berabad-abad di iklim yang lebih hangat untuk mendinginkan bangunan dari panas. Namun, kata para peneliti, formula baru ini menyerap jauh lebih sedikit sinar matahari dan karenanya panas.
Sedangkan cat biasa akan menyerap antara 10--20 persen sinar matahari, cat baru hanya mengambil 1,9 persen, jumlah yang cukup kecil untuk memungkinkan bangunan kehilangan panas secara keseluruhan, kata mereka.
"Jika Anda menggunakan cat ini untuk menutupi luas atap sekitar 1.000 kaki persegi, kami perkirakan Anda bisa mendapatkan daya pendinginan sebesar 10 kilowatt. Itu lebih kuat daripada AC sentral yang digunakan oleh kebanyakan rumah," kata ketua peneliti Xiulin Ruan, profesor teknik mesin di Purdue.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Upaya Efisiensi Energi
Para peneliti menyebut cat putih baru itu sangat putih sehingga setara dengan hitam paling hitam, "Vantablack," yang menyerap hingga 99,9 persen cahaya tampak. Ini adalah yang "paling keren dalam catatan," klaim mereka, yang mampu menjaga permukaan 19 derajat Fahrenheit lebih dingin daripada lingkungan sekitar lainnya di malam hari, dan 8 derajat Fahrenheit lebih rendah selama sinar matahari yang terik.
Lukas Schertel, seorang ahli hamburan cahaya dari University of Cambridge, yang tidak terlibat dalam penelitian ini menyampaikan kepada CNN bahwa temuan tersebut berpotensi menarik dan cat, jika digunakan pada skala industri, dapat berdampak positif pada iklim dengan mengurangi konsumsi energi.
Ia menyebut penelitian cat pendingin telah memikat dalam beberapa tahun terakhir dan jika diterapkan pada skala industri, termasuk ke generator dan mesin lain yang memancarkan panas, maka secara teori mereka "dapat berdampak global pada efisiensi energi."
Advertisement