Sukses

Bring Rahardjo, dari Tempat Buang Sampah Jadi Spot Nongkrong Asyik di Batu Malang

Selalu ada harapan bagi orang yang berusaha. Siapa sangka lahan yang jadi tempat warga buang sampah bisa disulap jadi tempat wisata asyik di Batu, Malang.

Liputan6.com, Jakarta - Wisata kuliner di Malang tak ada habisnya untuk diulik. Salah satu yang jadi perhatian adalah tempat makan yang dinamai Bring Rahardjo yang resmi dibuka 15 Desember 2019. Lokasinya  terletak di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Malang, dengan menyuguhkan kuliner tradisional bernuansa alam.

"Tempat wisata kuliner ini awalnya merupakan tempat pembuangan sampah, tidak ada nilai estetik dan manfaat besar bagi warga sekitar. Namun kini, berganti menjadi area yang mampu meningkatkan ekonomi warga desa," ujar Dwi Yusuf, sebagai admin Media Sosial dan Marketing Bring Rahardjo, kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Nama Bring Rahardjo mengandung filosofi. Bring dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris artinya membawa, sedangkan Rahardjo berarti sejahtera yang jika disatukan menjadi membawa kesejahteraan. Maka, ia berharap keberadaan Bring Rahardjo membawa kesejahteraan bagi warga sekitar.

Suasana pedesaan semakin kental dengan adanya gazebo kayu dan berdirinya bambu-bambu serta warung-warung sederhana beratapkan jerami. Pengunjung dapat menikmati beragam jajanan tempo dulu di bawah pohon-pohon bambu yang rimbun.

Yusuf menyebutkan ada alasan tempat wisata kuliner ini didirikan di bawah rerimbunan pohon, bahkan dapat dikatakan di tengah hutan. "Salah satu daya tarik disini adalah adanya situs Punden Jeding yang juga menjadi cikal bakal adanya Desa Junrejo dan alasan berdirinya di tempat ini karena kita ingin menjaga dan melestarikan tempat ini."

"Maka dari itu, kita manfaatkan lahan yang dahulu terbengkalai bahkan menjadi tempat pembuangan sampah ini menjadi tempat yang berguna bagi semua masyarakat sekitar," tambah Yusuf.

Tempat kuliner ini menawarkan wahana pemandian anak, les melukis secara gratis khusus untuk anak-anak, dan penampilan perkusi setiap minggunya. Pengunjung tak perlu mengeluarkan biaya tiket masuk untuk menikmati suasana di Wisata Bring Rahardjo.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Menu Lawasan

Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung memerlukan 14 menit berkendara dari Kota Batu, Malang. Berbagai kuliner tradisional disediakan mulai nasi jagung, nasi empok, nasi bakar, nasi pecel, lontong, dawet, ketan, kolak, rujak, jamu, kopi dan lain sebagainya. Beberapa di antaranya menjadi andalan.

"Untuk rekomendasi makanan ada banyak, salah satunya nasi empok, pecel, rujak, dan nasi bakar dan dibanderol mulai dari harga Rp8.000 sampai Rp10.000 saja," imbuh Yusuf.

"Kemudian untuk minumannya, ada dawet, bubur kacang hijau, jamu, dan juga susu murni yang dibanderol mulai dari harga Rp5.000 sampai dengan Rp8.000 saja," sambung Yusuf.

Yusuf mengaku bahwa tempat wisata kuliner ini belum tersertifikasi CHSE sebagai jaminan tempat makan ini benar-benar menerapkan protokol secara ketat. Namun, protokol kesehatan tetap dikedepankan dengan memberlakukan aturan memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.

Sempat ditutup akibat adanya pandemi Covid-19, kini Wisata Bring Rahardjo kembali dibuka. Sejak dibuka kembali di masa New Normal, objek wisata yang hanya buka pada Minggu saja itu bisa mendatangkan sekitar 400 hingga 600 orang dalam sehari.

Yusuf menjelaskan bahwa ke depannya akan merencanakan sebuah wahana air dan juga wisata petik jeruk. Yusuf juga mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada rencana untuk penambahan menu-menu baru di tempat wisata kuliner ini. (Melia Setiawati)

3 dari 3 halaman

Gempa Malang