Sukses

Survei: Perempuan Indonesia Usia 20-an Tertekan karena Wajah Terlihat Lebih Tua dari Umur Asli

Kekhawatiran ini kemudian diatasi dengan lebih dini memakai produk anti-aging skincare.

Liputan6.com, Jakarta - Tanda-tanda penuaan pada kulit wajah, mulai dari flek hitam, sampai kerutan halus di beberapa bagian, masih terus jadi momok bagi banyak orang, termasuk perempuan Indonesia. Setidaknya, itulah penemuan survei daring yang dilakukan JakPat pada April 2021.

Muhamad Irfan Agia, S.Psi., M.Sc, Consumer Psychologist perwakilan JakPat, menyebut bahwa 76 persen wanita Indonesia merasa gejala penuaan dini merupakan masalah serius yang perlu diatasi.

"Kami melibatkan lebih dari 100 responden wanita Indonesia, di mana survei terbagi ke dalam dua grup usia, yakni 20--35 tahun dan di atas 35 tahun," kata Agia dalam jumpa pers virtual, Rabu, 21 April 2021.

Perempuan-perempuan ini, sambungnya, terbagi ke dalam ragam profesi di antaranya Ibu Rumah Tangga (IRT), mahasiswa, maupun pekerja aktif. Tercatat di sana bahwa 60 persen responden wanita merasa kurang percaya diri karena gejala penuaan dini.

Bahkan, kelompok wanita di usia 20-an mulai tertekan atau tidak nyaman karena wajah terlihat lebih tua dari umur asli. Survei ini juga menunjukkan, dari 71 persen wanita yang sudah menggunakan skincare anti-aging, 73 persen di antaranya memulai pada usia di bawah 30 tahun.

Alasannya, sebagaimana disebutkan 85 persen responden, adalah ingin mencegah penuaan sejak dini. Ini didukung penelitian Scientific American bahwa gejala penuaan pada kulit mulai terjadi sejak usia 20 tahun.

"Perawatan untuk memperlambat tanda penuaan pada kulit memang sebaiknya dimulai di usia 25 tahun, tapi tidak ada kata terlambat bila ingin memberikan perawatan anti-aging pada usia 30-an," ujar Angelyn Bunardi, VP Product of ERHA Skincare, di kesempatan yang sama.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Perawatan Anti-aging, Mulai dari Mana?

Kendati sudah memahami pentingnya mengatasi masalah tanda penuaan pada kulit wajah, Agia menjelaskan, 30 persen responden belum menggunakan anti-aging skincare karena kesulitan mendapat produk yang cocok dengan mereka.

Karenanya, Alfons Sindupranata selaku CEO of Arya Noble Dermatology, mengatakan bahwa pihaknya bermaksud memberi solusi dengan merilis rangkaian skincare ERHA Age Corrector sebagai one stop solution melawan tanda-tanda penuaan pada kulit.

"Kami juga sekaligus ingin terus mengedukasi publik soal perawatan anti-aging, mulai dari mengenali tanda-tanda, sampai treatment paling tepat mengatasinya," ucap Alfons.

Lebih lanjut, Yulia Lie Yanda, ERHA Product Development Manager, menjelaskan bahwa tanda-tanda penuaan tidak hanya terlihat dari kerutan atau flek hitam pada wajah, tapi juga membesarnya pori-pori wajah, munculnya garis halus, serta kulit lebih kering dan tampak kusam.

Selain itu, elastisitas kulit pun menurun. "Contoh sederhananya adalah bekas bantal pada wajah yang lebih lama hilang saat dewasa dibandingkan waktu remaja," tuturnya.

Mengatasi tanda-tanda tersebut, rangkaian produk ERHA Age Corrector terdiri dari Essence, Serum, Day Cream, Night Cream, Firming Eye Cream, dan Booster Series yang terdiri dari Skin Renew, Nightcharge, MoistureControl, Active Defense, serta Active Glow.

Sementara Essence, Day Cream, dan Night Cream rangkaian ini sudah teruji klinis, Yulia menyarankan penggunaan booster untuk mereka yang ingin level up dalam perawatan anti-aging. 

Rangkaian anti-aging skincare ini sudah bisa didapatkan melalui online store, yakni laman ERHAstore.co.id dan e-commerce, maupun offline store ERHA.

3 dari 3 halaman

Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar