Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Bagi Slank, mereka mengekspresikannya lewat lagu. Memanfaatkan momen Hari Bumi Sedunia, grup band beranggotakan lima personel itu meluncurkan video klip untuk lagu bertajuk Seleksi Alam.
Lagu tersebut diciptakan oleh Bimbim Slank pada saat awal pandemi. Lewat lagu tersebut, ia ingin mengingatkan teguran alam yang kerap diabaikan manusia.
"Lagu ini ditulis pas setahun yang lalu, April 2021. Bercerita tentang teguran kepada orang yang melihat tapi tidak mengamati bahwa sebenarnya banyak tanda-tanda seleksi alam," ucap Bimbim dalam jumpa pers Launching Video Klip Seleksi Alam untuk Perlindungan Hutan Tropis di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku, Kamis, 22 April 2021.
Advertisement
Baca Juga
Video klip tersebut mengangkat tema Defending Paradise, sejalan dengan kampanye yang disuarakan Yayasan EcoNusa untuk menjaga harmoni alam di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku. Kampanye tersebut mengingatkan bahwa hilangnya hutan di tanah Papua dan Kepulauan Maluku tak hanya mengancam eksistensi cenderawasih sebagai satwa dilindungi, tetapi juga mengancam keberlangsungan seluruh rantai kehidupan dalam ekosistem serta kehidupan masyarakat adat dan budaya di sama.
Burung cenderawasih tampil di awal video klip. Keberadaan unggas berjuluk Burung Surga itu berfungsi sebagai indikator masih bagus atau tidaknya hutan habitat ia tinggal. "Alam akan baik seandainya manusia juga baik kepada alam," ujar Bimbim.
CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maitar menyatakan, proyek kolaborasi itu merupakan upaya untuk mengajak publik berpihak terhadap kelestarian hutan di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku. "Musik merupakan bahasa universal yang bisa diterima di semua kalangan masyarakat, sehingga video klip Seleksi Alam diharapkan dapat menyentuh masyarakat luas dan menyampaikan pesan penting dari hutan di Tanah Papua dan Kepulauan Maluku," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Bertemu Muka
Video klip tersebut sudah mulai bisa dinikmati sejak kemarin di akun Youtube EcoNusa. Apresiasi datang dari sesama musisi asal Papua, Nowela.
"Air mata hampir terjatuh. Saya asli Papua, tetapi untuk melihat langsung burung cendrawasih dengan mata langsung belum pernah. Video musik Slank menyentuh hati saya sebagai orang Papua asli," kata dia.
Ada hal menarik dalam proses pembuatan lagu tersebut. Masing-masing personel Slank ternyata tak saling bertemu fisik mengingat situasi pandemi Covid-19.
"Karena masih pandemi, album Vaksin ini ditulis sendiri di rumah. Setelah itu, baru kita rekaman masing-masing dari rumah dan saling mengirimkan data masing-masing. Jadi, sama sekali di album ini kita tidak ketemu," ucap Bimbim.
"Mau tidak mau kita serukan berupa kutipan-kutipan yang kita sampaikan bertema tentang alam yang ada di Papua dan Maluku," imbuh Ridho.
Advertisement