Sukses

Sajian Steak di Warung Tepi Jalan Mirip Warteg, Ada Cerita Apa di Baliknya?

Steak di warung tepi jalan itu terlihat berbeda dari penampakan steak biasanya.

Liputan6.com, Jakarta - Selintas, warung berwarna hijau tampilannya tak beda dari warteg biasa. Tapi begitu disimak, menu yang dihidangkan tak biasa. Beragam steak menjadi menu utama di Warung Steak Warjo.

Lokasinya berada di tepi Jalan Karapitan, Kota Bandung, Jawa Barat. Suratno, pemilik warung tersebut baru menggarap bisnis steak sekitar setahun lalu, setelah sebelumnya konsisten menyajikan ayam goreng dengan nama Karapitan Fried Chicken sejak 1997.

Kepada Liputan6.com, Minggu, 25 April 2021, ia mengungkapkan memutuskan beralih berjualan steak karena melihat steak tak lagi jadi makanan elit tertentu. Namun karena menyasar kelas menengah ke bawah, ia pun mencari resep yang sesuai agar tidak kemahalan.

Ia teringat pada resep yang pernah dipelajari saat bekerja sebagai tukang masak di salah satu restoran. Hari pertama berjualan steak, ia hanya memakai 1,5 kilogram daging sapi. "Namun, seiring berjalannya waktu sekarang menjadi 40 kg dalam sehari," kata Suratno yang akrab disapa Pak Warjo.

Ada dua pilihan daging steak yang tersedia, yakni daging sapi dan daging ayam. Semuanya disajikan di atas hotplate, dilengkapi dengan sayuran dan nasi. Karena merakyat, steak yang dihadirkan juga merakyat. Harganya Rp25 ribu untuk steak ayam dan Rp30 ribu untuk steak sapi.

Food vlogger Ken dan Grat sempat mencicipi sambil me-review menu yang disebut-sebut mewah itu. Mereka memesan steak sapi level dua dan steak ayam level empat. Selain itu, mereka menambahkan dua nasi dan dua ayam goreng tepung dalam pesanan.

"Uniknya steak sapi digoreng tepung. Untuk soal rasa, ini enak dan ada pedesnya karena menggunakan cabai sambel, sayuran juga seger-seger, dan tekstur makanannya empuk," kata Ken.

Sedangkan, Grat menyebut steak ayamnya sangat cocok dimakan bersama nasi. "Aku suka steak ayam ketimbang steak sapi karena lebih empuk," kata Grat dalam video berdurasi 10 menit.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tak Banyak Stok

Suratno mengelola warung makan tersebut dibantu dua pegawai. Ia biasanya membuka warungnya dari pukul 10.00 WIB sampai 21.00 WIB. Steak Warjo terkadang tutup pada Minggu.

"Saya tidak pernah stok bahan makan terlalu banyak, makanya saya selalu habiskan stok dua hari. Setelah itu, membeli bahan baru lagi biar segar. Saya berusaha kualitas masakan kami selalu fresh. Dalam waktu kemarin, jam 17.00 sudah habis steak ayam dan sapi," jelasnya.

Selain steak ayam dan sapi, warung Suratno juga menyediakan Chinese food, seperti sapo tahu dan fuyunghai.

Mengingat situasi pandemi, Warung Steak Warjo membatasi maksimal 20 pengunjung. Ia mengklaim jaga jarak diberlakukan di sana. Baik pengelola maupun pelanggan juga wajib menggunakan masker. (Muhammad Thoifur)

3 dari 3 halaman

Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner