Sukses

6 Fakta Menarik tentang Manado, Kota Sejuta Gereja

Manado memiliki beberapa lokasi yang eksotis seperti Taman Laut Bunaken, yang menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Manado atau Menado merupakan pintu masuk sekaligus kawasan penting bagi banyak orang yang berkepentingan, entah itu warga setempat maupun wisatawan. Manado menghidupi daerah-daerah lain di sekitarnya.

Banyak sekali barang kebutuhan yang disuplai dari kota ini, mulai dari barang industri, mebel, elektronik, medis, hingga makanan. Sebagai salah satu contoh adalah kehidupan di Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, dan Pulau Siladen yang penduduknya setiap hari harus mengambil kebutuhan dari Kota Manado untuk dibawa ke tempat asal mereka.

Kota Manado terdiri dari 11 kecamatan serta 87 kelurahan dan desa dengan luas sekitar 161.000 km persegi. Lokasinya terletak di Teluk Manado dan dikelilingi daerah pegunungan. Berdasarkan hasil sensus 2010, kota ini berpenduduk 408.354 dan menjadikannya kota terpadat kedua di Sulawesi setelah Makassar. Jumlah penduduk di Manado sudah bertambah menjadi 475.557 jiwa pada 2020, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri.

Bukan itu saja hal-hal menarik tentang Manado. Dilansir dari beragam sumber, berikut enam fakta menarik tentang Manado yang mungkin jarang diketahui.

1. Sejarah Nama Manado

Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-16. Kata ini berasal dari bahasa daerah Minahasa, yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh".

Ada beberapa versi lahirnya nama Manado. Salah satunya menyatakan bahwa daerah ini merupakan pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah didatangi oleh orang-orang dari luar negeri, terutama dari Eropa, karena hasil buminya. Nama "Manado" daratan mulai digunakan pada 1623 menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang".

2. Hari Jadi Manado

Hari jadi Kota Manado adalah pada 14 Juli 1623, yang mengemas tiga peristiwa bersejarah. Tanggal 14 diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, di mana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis, yaitu Juli 1919, saat munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan. Sementara, 1623 yang diambil dari unsur historis yaitu tahun di mana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi.

Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka pada 14 Juli 1989, Kota Manado ditetapkan merayakan hari ulang tahun yang ke-367. Sejak saat itu hingga sekarang, tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 4 halaman

3. Reklamasi Pantai

Isu reklamasi pantai sepertinya memang erat kaitannya dengan kota besar di Indonesia, termasuk di Manado yang sudah dilakukan sejak 1980. Mulanya, reklamasi dilakukan untuk pembangunan jalan yang saat ini dikenal dengan sebutan Boulevard. Proses pembangunannya memakan waktu sekitar 13 tahun. Pada 1995, pemerintah setempat membuka kawasan reklamasi ini untuk dijadikan sebagai daerah bisnis.

4. Muara Banyak Sungai Besar

Kota Manado adalah kota yang berada pada muara-muara sungai besar. Ada tujuh sungai di Sulawesi Utara yang bermuara di Manado, yaitu Sungai Tondano, Sungai Sario, Sungai Bailang, Sungai Kolongan, Sungai Malalayang, Sungai Maasing, dan Sungai Kima. Kota ini pun berada pada elevasi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kota atau kabupaten lain di sekitarnya.

Kondisi ini tentu dapat menjadi nilai positif maupun negatif bagi kota ini. Positifnya adalah karena berada di pesisir dengan elevasi yang cenderung rendah, aktivitas perekonomian dari pesisir akan menjadi sangat berkembang. Lihat saja bagaimana aktivitas pelabuhan dan perikanan yang sangat berkembang di kota ini.

Namun, sisi negatifnya adalah tentu saja terkait bencana banjir yang beberapa tahun belakangan ini sering menghampiri Kota Manado. Kondisi ini tentu sangat dipengaruhi oleh letak kota ini yang berada pada muara beberapa sungai besar sekaligus.

 

3 dari 4 halaman

5. Kuliner Khas Manado

Kuliner memang menjadi salah satu hal menarik di Manado, terutama karena cita rasa pedas dari masakan mereka yang sangat khas. Karena berada di daerah pesisir, tentu makanan yang khas di kota ini berasal dari olahan ikan. Namun ternyata, makanan dari olahan ikan ini justru baru populer di Kota Manado dalam beberapa tahun belakangan ini.

Populernya makanan olahan ikan ini dapat dilihat dari banyaknya restoran yang menjamur di berbagai sudut kota. Bentuknya beragam, sebut saja ikan kuah asang, ikan kuah woku, tinituan, sambal roa, panike, panada, dan masih banyak lainnya. Kuliner lainnya yang merupakan khas Manado antara lain, Bubur Manado, Woku Blanga, Nasi Kuning, Es Brenebon, Klapertaart dan Gohu.

6. Kota Sejuta Gereja

Mayoritas pendduk Kota Manado memang beragama Kristen dan Katolik. Sama halnya dengan di Pulau Jawa yang kebanyakan penduduknya adalah muslim dengan banyak masjid di setiap sudut kota, di Kota Manado juga banyak dijumpai gereja yang tersebar merata di seluruh penjuru kota. Manado pun dijuluki sebagai Kota Sejuta Gereja.

Setiap gereja yang ada di Kota Manado bahkan memiliki ciri khas bangunannya masing-masing. Kota Manado bahkan banyak dianggap sebagai Rio de Jainero-nya Indonesia karena punya banyak gereja seperti di kota di Brasil tersebut. Meski begitu, pemeluk agama Islam maupun agama lainnya tak perlu khawatir, karena di kota ini juga cukup banyak dijumpai masjid maupun tempat ibadah agama lainnya.  (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

Larangan Mudik Lebaran 2021 dan Siasat Warga