Sukses

Erick Thohir: Turis Lokal Masih Dilayani Setengah Hati

Turis lokal menyumbang hampir lima persen dari Pendapatan Domestik Bruto, hampir lima kali lipat daripada kontribusi wisatawan mancanegara.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang pernah merasakan diperlakukan berbeda dari wisatawan mancanegara oleh petugas lapangan saat mengunjungi satu destinasi wisata? Hal itu pula disadari oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Ia menyebut turis lokal masih dilayani setengah hati oleh pelaku sektor parekraf.

"Ada 78 persen turis domestik (lokal) yang selama ini kita belum melayaninya. Kita masih setengah hati melayani turis lokal itu," kata Erick, dikutip dari Antara, Kamis (29/4/2021).

Untuk itu, pemerintah kini akan memfokuskan pada pembangunan turis lokal di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional. Langkah awal dimulai dengan merevitalisasi kembali kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa melalui pembentukan Joint Venture Kota Tua-Sunda Kelapa bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Joint venture itu terdiri dari PT Jakarta Tourisindo (Jakarta Experience Board), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). Kolaborasi tiga entitas ditandai dengan penandatanganan dokumen Perjanjian Pokok atau Head of Agreement (HoA) yang dilakukan oleh Direktur Utama JXB Novita Dewi, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer, dan Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.

Kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (BUMN dan BUMD) dalam merevitalisasi Kota Tua dan Sunda Kelapa melalui joint venture (JV) ini bertujuan membangkitkan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Pembentukan JV sebagai pengelola kawasan juga diharapkan menjadi angin segar bagi percepatan perkembangan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa sebagai destinasi wisata yang ramah pejalan kaki di utara Jakarta. Erick juga berjanji akan membangun fasilitas-fasilitas yang terjangkau dan bisa melayani turis domestik.

Dia mengatakan sasaran berikutnya adalah peningkatan fasilitas publik di Kota Tua hingga Pelabuhan Sunda Kelapa yang diimpikan bisa seperti Bali dan Labuan Bajo. "Ya kebetulan, kami sendiri sedang memperbaiki fasilitas Pelindo I-IV yang tidak lain salah satunya di Sunda Kelapa," kata Erick, Rabu, 28 April 2021.

 

 

 

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Kontribusi Turis Lokal

Erick menyatakan pembangunan destinasi untuk turis lokal tidak hanya akan berhenti di Jakarta. Ia berjanji BUM akan terus membangun destinasi serupa di daerah lain, seperti di Lampung, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan lainnya karena 78 persen kunjungan pariwisata itu didominasi oleh turis lokal.

"Oleh karena itu, kita tidak segan-segan memastikan membangun fasilitas yang friendly bagi turis lokal," ucapnya.

Kebijakan itu juga didukung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno. Ia menyebut kontribusi turis lokal terhadap perekonomian di Indonesia lebih bernilai dari kontribusi wisatawan mancanegara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir,kontribusi turis lokal terhadap perekonomian negara mencapai hampir lima persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

"Kontribusi wisatawan nusantara (turis lokal) terhadap ekonomi itu Rp1.400 sampai Rp1.500 triliun, hampir lima persen PDB kita. Sementara itu, kontribusi wisatawan mancanegara hanya Rp275 triliun sampai Rp300 triliun," kata Sandi.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut seluruh kawasan Kota Tua hingga Pelabuhan Sunda Kelapa akan mengadopsi konsep ramah lingkungan. Hal itu tidak berlaku hanya di satu titik. "Ini yang membedakan dengan yang kami kerjakan sekarang. Sekarang, semua kawasan dikembangkan, bukan hanya satu-dua bangunan saja," ujarnya.

 

Anies mengatakan transformasi di kawasan tersebut juga akan mempertahankan kemasan lama yang dipercantik dengan menambahkan unsur modern dan dinamis agar sisi nostalgia saat berkunjung ke Kota Tua dan Pelabuhan Sunda Kelapa tidak pernah hilang.

3 dari 3 halaman

Dunia Pariwisata Setahun Setelah Pandemi Covid-19