Liputan6.com, Jakarta - "Saat perempuan berdaya, ia bisa menyebarkan semangat itu pada keluarga dan lingkungannya," kata Kinshuk Kunwar, Direktur Bayer Indonesia, dalam jumpa pers virtual, Kamis (29/4/2021). Dalam kasus ini, pihaknya hendak mendorong perawatan kesehatan mandiri bagi perempuan rentan perkotaan.
"Tidak ada waktu lebih darurat daripada sekarang," imbuhnya. "Akses informasi kesehatan, yang notabene sangat penting di masa pandemi COVID-19, masih sangat terbatas bagi masyarakat miskin di perkotaan."
Melalui program "Nutrient Gap Initiative," mereka akan mengedukasi terkait perawatan kesehatan mandiri yang meliputi pentingnya nutrisi, pengetahuan tentang anemia dan imunitas tubuh, kebersihan diri dan lingkungan rumah, serta distribusi suplemen kesehatan bagi 12.500 warga.
Advertisement
"Pilot project selama 2021 menyasar dua wilayah di Jakarta, yakni Penjaringan dan Duri Kosambi," ucap Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis, yang merupakan mitra Bayer Indonesia dalam menjalankan program tersebut.
Baca Juga
Kolaborasi ini menggenapi upaya menyediakan akses suplemen mikronutrien bagi ibu hamil ekonomi rentan di Indonesia melalui intervensi, edukasi oleh ahli kesehatan pada penerima manfaat, serta advokasi melalui aksi kolektif.
Selain itu, Bayer menyesuaikan portofolio dan jaringan distribusi mereka agar lebih mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat ekonomi rentan guna semakin meningkatkan kemampuan perawatan kesehatan mandiri.
Dalam memilih penerima manfaat, kata Ade, mereka melibatkan kelurahan, pihak yang punya data demografi. "Kemudian, ada beberapa indikator kelompok rentan perkotaan sesuai arahan Kementerian Sosial. Itu diverifikasi dan divalidasi lagi hingga akhirnya mengerucut pada penerima manfaat," paparnya.
Praktiknya, mereka juga bekerja sama dengan kelompok pendukung, seperti bidan dan kader posyandu. Setelahnya, akan ada laporan untuk mengindikasi bekal ilmu baru dalam perawatan kesehatan mendiri. "Ini mesti dikerjakan secara berkala sehingga memberi perubahan perilaku," papar Ade.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengubah Perilaku Jadi Kuncinya
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. M Fahrisal, mengatakan bahwa kunci perawatan kesehatan mandiri adalah soal mengubah perilaku masyarakat.
"Sifatnya simultan antara meningkatkan pengetahuan, meningkatkan ekonomi, serta punya lingkungan dan regulasi yang mendukung," katanya di kesempatan yang sama. Maka itu, ia mengajak lebih banyak pihak untuk menjalankan program secara berkelanjutan dalam memberi edukasi kesehatan pada masyarakat.
"Karena kalau itu sifatnya satu kali kesempatan, sebenarnya di program selanjutnya harus mengulang lagi. Makanya lebih baik menjalankan program yang sudah ada, tapi terus ditingkatkan sesuai kebutuhan," imbuhnya.
Sebagai upaya pelanggengan, Ade mengatakan, mereka juga akan melibatkan anak dari para perempuan rentan perkotaan, terutama soal memanfaatkan teknologi dalam mengakses informasi kesehatan. "Jadi, semisal nanti ada yang bingung, bisa langsung bertanya pada anak sendiri," ucap Ade.
Asisten Deputi Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kementerian PPPA, Dra. Eko Novi Ariyanti R.D.,M.Si, menambahkan bahwa materi edukasi yang mudah dipahami dan waktu pemberian materi juga punya peran penting dalam menyukseskan program tersebut.
"Misalnya, kalau pagi-pagi, para ibu biasanya belum selesai masak atau mengurusi kerjaan rumah. Jadi, harus benar-benar dicari waktu yang tepat," imbuhnya.
Advertisement