Liputan6.com, Jakarta - Sampah jadi persoalan yang mendapat perhatian banyak pihak. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi sampah, seperti meminimalkan penggunaan kantong plastik.
Upaya untuk mengurangi sampah juga mulai dilakukan dengan hantaran menjelang Idul Fitri atau Lebaran. "Sebagai kearifan lokal, budaya mengirim hantaran itu tidak mudah hilang ya. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah," ujar Koordinator Komunitas Nol Sampah, Hermawan kepada Liputan6.com, Sabtu, 1 Mei 2021.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu cara agar tak banyak sampah dalam hantaran adalah dengan lebih dulu memilih benda atau barang yang akan dikirim. "Bisa saja kirim hantarannya berupa tanaman hias. Saat ini tanaman hias, kan, sedang ngetrend, seperti miana, aglonaema, keladi, kaktus, dan yang lainnya," ujar dia.
Sementara jika terpaksa harus mengirim makanan kering, seperti kacang, kue, maka bisa menggunakan plastik atau kotak yang bisa dipakai ulang. Menurut Wawan, biasanya di plastik itu ada kode berbentuk segi tiga.
"Kan ada kotak-kotak makanan yang cantik-cantik, dengan jenis nomor lima. Biasanya di plastik itu ada kode berbentuk segi tiga, ada angkanya nomor lima, kemudian ada tulisan PP di bawahnya," tutur lelaki yang akrab disapa Wawan itu.
Selain itu, kata Wawan, bisa juga mengirim tempat-tempat atau wadah makanan yang unik-unik, seperti dari bambu, batok kelapa. Benda-benda tersebut bisa dipakai berulang-ulang dan ramah lingkungan.
"Di luar itu, bisa juga mengirim barang-barang antik, tapi susah ya carinya. Tapi yang paling mudah adalah tanaman hias. Bisa juga buah yang sedang ngetrend," imbuh Wawan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Soal Pengemasan
Wawan juga menilai hal penting lain yang perlu diperhatikan untuk mengurangi sampah adalah pengemasan barang-barang yang akan dikirim. Bisa juga memilih barang yang tidak dibungkus.
"Itu juga sudah mengurangi sampah. Kalau harus mengirim makanan kering, selain toples bisa menggunakan kotak-kotak untuk makan. Plastik yang harus dipakai adalah yang nomor lima atau nomor tujuh, yang bisa dipakai berulang-ulang," ujar Wawan.
Setelah kue atau makanannya sudah habis, kotak-kotak itu bisa digunakan kembali. Supaya penerimanya paham, kata Wawan, perlu diingatkan dengan cara membuat tulisan bahwa kotak ini bisa dipakai lagi untuk tempat makan dan jangan dibuang.
"Itu yang mungkin bisa dilakukan untuk mengurangi sampah hantaran. Atau juga bisa digunakan kain untuk membungkusnya yang bisa digunakan untuk taplak atau slayer," imbuh Wawan.
Wawan mengatakan saat ini mulai bermunculan di kota-kota besar di Indonesia anak-anak muda yang bergelut di industri kreatif. Mereka peduli terhadap sampah dan lingkungan.
Ada beberapa anak-anak muda yang menjual kue yang kuenya dimasukan ke kotak-kotak yang bisa dipakai ulang. Mereka juga menjual barang-barang hantaran yang ramah lingkungan, dalam hantarannya, misalnya berisi sabun yang ramah lingkungan.
"Jadi, ini peluang bagi anak-anak muda untuk mengembangkan industri kreatif yang ramah lingkungan. Ini bisa jadi ide yang menarik untuk dikembangkan," tegas Wawan.
Advertisement
Hantaran Kebersihan Diri
Salah satu toko online yang juga menjual hantaran Lebaran adalah Habit.coo yang berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Toko tersebut memiliki konsep hantaran Lebaran premium-affordable dengan target pasar kelas menengah.
"Spesial 2021, kami memproduksi hantaran dengan konsep "kebersihan diri" terkait pandemi corona yang tengah melanda dunia ini. Idul fitri sendiri bermakna membersihkan diri, hati, dan pikiran,"Â ujar owner Habit.coo, Lydia Hannah saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu malam, 1 Mei 2021.
Kata Lidya, dalam bulan suci yang spesial ini, pihaknya mengeluarkan koleksi hantaran alat kebersihan dan perlindungan diri, yang juga dapat turut mendukung pencegahan Covid-19. Selain itu, juga menyediakan koleksi hantaran kue kering.
Keistimewaan dari hantaran Habit.Coo, lanjut Lidya, terdapat pada boks premiumnya yang terbuat dari bahan kayu. Hal itu untuk memberikan pengemasan yang aman untuk dikirim ke seluruh kota di Indonesia.
"Penggunaan plastik wajib yang dapat dipakai berulang kali, jangan yang hanya sekali pakai. Biar pun harganya lebih ekonomis, tapi bumi dan anak cuci kita bisa menjadi korbannya. Hal ini kami terapkan ke dalam bisnis hantaran Lebaran, dengan menggunakan kemasan botol yang dapat dipakai kembali, sehingga mengurangi limbah plastik," kata Lydia.
Tren Hantaran Lebaran Kekinian
Advertisement